Dokter pribadi?

1145 Kata
Disa memilih memutar musik di ponsel pintarnya sembari berjalan sembari menenteng sebuah tas kresek berwarna hitam. Enggak banget kalau kata Damien. Daddy Disa itu selalu saja melarang Disa ini itu, katanya buang buang energi lah, kotor lah. Membuat Disa suka mengumpat sang ayah karena terus berkata uang mereka banyak, jadi Disa tak perlu cape cape bekerja atau apapun itu. Disa bisa memiliki semua yang dia mau. Namun berkat dukungan dan belaan dari sang Mommy. Damien akhirnya mengiyakan dengan terpaksa untuk membiarkan Disa melakukan seenaknya. Tin tin Disa melirik ke mobil putih yang tiba tiba berjalan menyesuaikan langkah pelannya. "Sampai kapan kau akan menguntit ku sialan!?" teriak Disa pada pengemudi mobil yang langsung menurunkan kaca mobil. Lalu nampak seorang pria dengan kacamata yang melambai pada nya. "Sampai kau mau menerima tawaran ku." balas Kris dari dalam mobil. Tin tin tinnn "Kau menghalangi jalan bodoh!" ujar Disa kala mobil Kris membuat pengemudi di belakangnya tak bisa melaju. "Woy!" teriak salah satu pengemudi itu, kesal karena Kris tak langsung menancap gas walau ia sudaj mengklakson nya. "Maaf Pak, Saya akan pergi kalau istri saya sudah masuk." kata Kris keluar dadi mobil sembari berkata seenak jidat membuat Disa langsung melotot. "APA KAU BI-" "Cepat Nona, Saya buru buru akan ke kantor." kata pengemudi itu membuat Disa tambah melotot pada Kris. "Cepat masuk." ucap Kris dengan santainya membuat Disa dengan langkah penuh emosi membuka pintu lalu masuk dan menutup pintu mobil Kris keras keras. "Apa kau gila!?" kesal Disa. Kris terus menelepon dan mengirim pesan pada nya layaknya seorang peneror. "Kau sendiri?" tanya Kris tak menjawab perkataan Disa. "Jawab pertanyaanku dulu!" balas Disa. "Ya, aku gila." balas Kris sekenanya."Kau sendiri?" sambung Kris. "Mata mu tak berfungsi ya?" Kris terkekeh. "Kau mau membawaku kemana!?" panik Disa kala rumah mewahnya terlewat begitu saja. "Ke rumahku." "APA!?" teriak Disa. "Jangan macam macam padaku Kris!" kata Disa membuat Kris menatapnya malas. "KRIS!" teriak Disa. "Aku tak akan macam macam santai saja." Disa menatap Kris penuh kecurigaan di wajah cantiknya. "Kau tak percaya?" Disa menggeleng pada Kris penuh takut. "Jangan sampai kau menyentuhku anak nakal!" Kris lagi lagi hanya menggelengkan kepalanya mendengar Disa memanggil nya anak nakal. xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx "Kau mengajak ku kesini hanya untuk menemani mu dan bersandiwara berpura pura menjadi kekasih mu!?" kesal Disa. "Ssstt.... nanti dia dengar." kata Kris menutup mulut Disa dengan jari telunjuknya. Disa menyingkirkan tangan Kris penuh emosi. Bisa bisa nya dia di ajak ke rumah pria itu hanya untuk bersandiwara layaknya sepasang kekasih. Kris bilang, tetangga nya naksir berat pada nya. Sehingga itu membuat Kris benar benar terganggu. "Sialan! cepat buka pintu rumahmu. Aku mau makan sate dengan nyaman!" kesal Disa membuat Kris langsung cepat cepat keluar dari mobil. "Kak Kri-" seorang gadis yang tiba tiba nongol entah darimana langsung menatap Disa. "Oh, hai Mila." sapa Kris terpaksa. "Dia siapa kak?" tanya gadis itu yang tak lain tak bukan adalah fans fanatik Kris. "Ah, perkenalkan Disa. Kekasih Kris." kata Disa mengulurkan tangannya pada Mila dengan slay. Wajah manis dan senyum gadis itu langsung luntur begitu Disa bilang kekasih Kris. Tanpa membalas uluran tangan Disa. Mila langsung pergi dengan mata berkaca. Disa langsung kembali menarik tangannya, lalu menatap Kris yang memberikan jempol padanya. "Sialan! kau membuatku bermain drama murahan seperti ini!" kesal Disa lalu dengan santainya masuk ke rumah Kris yang notabennya baru pertama kali ia datangi. "Ambilkan aku piring dan sendok." titah Disa setelah keduanya masuk ke dalam rumah, Bukannya kesal atau mengabaikan perintah Disa, Kris benar benar mengambilkan piring untuk Disa yang sudah duduk di sofa. "Aku kira kau tak mau membantuku." kata Kris senang sembari memberikan piring yang baru dia ambil didapur. "Awalnya, tapi setelah di pikir pikir. Menambah pahala." kata Disa sembari memindahkan sate yang masih hangat ke piring. Dengan lahap Disa memakan sate itu tanpa menawarkan pada Kris. Kris sendiri hanya menatap gadis itu menyantap makanan itu dengan lahap sembari menopang dagu nya dengan satu tangan. "Kau, mau menjadi dokter pribadi ku?" Disa tersedak ditempat sembari melotot ke arah Kris. "WHAT!?" seru Disa. "Aku tau keluargamu kaya, tapi bisa kah kau membantuku?" Kris menatap Disa dengan wajah serius dan tatapan penuh harapan. "Kau mabuk ya? aku masih mahasiswa Kris,"kata Disa. "Mahasiswa akhir kan?" "Justru mahasiswa akhir adalah masa masa paling berat," seru Disa. Kris menghela napasnya. "Kumohon.."kata Kris menatap melas pada Disa yang tengah menyantap sate nya, membuat Disa menatap sinis kearah Kris. "Kau tak bisa kah membiarkan ku makan sate dengan tenang!?"kesal Disa. Kris mengangguk lalu tak bersuara lagi, membiarkan Disa menyantap sate nya. Pria itu pun bangkit dari duduknya lalu pergi entah ke sebuah ruangan. Tak lama Kris keluar lagi namun dengan pakaian yang berbeda, yang tadinya dengan setelan kantor sekarang dengan baju santai. "Kau tidak bekerja?"tanya Disa. Kris menggeleng. Disa hanya ber-oh dan tidak bertanya lebih lanjut. "Rumah mu sepi sekali, kecil pula" celetuk Disa membuat Kris yang sudah duduk disampingnya terkekeh. "Tau darimana rumahku kecil?"tanya Kris. "Aku bisa melihat setiap ruangan dari sini, itu kamar mandi, dapur, kamar, ruang kerja, dan sekarang kita di ruang tengah."jelas Disa sembari menunjuk satu persatu ruangan. Kris tersenyum kecil. "Buat apa besar, hanya ada disini" kata Kris. "Kau pria mandiri ya,"ucap Disa yang diangguki Kris. "Kau bisa masak?" tanya Disa lagi. "Bisa," "Masak apa?"kepo Disa. "Apa saja yang penting bisa dimakan," balas Kris. "Kenapa tidak memperkerjakan art?"tanya Disa lagi. "Aku tidak suka ada orang lain di rumahku,"jelas Kris. "Kenapa?"tanya Disa lagi. Kris hanya menggedikkan bahunya. "AH KENYANG!" seru Disa setelah berhasil menghabiskan 20 tusuk sate sendirian. Kris terkekeh melihat tingkah Disa yang mengelus elus perutnya tanpa sedikitpun jaga image didepan Kris. Padahal Kris adalah pria tampan berbadan atletis karena sering workout. "Kau tidak kuliah?"tanya Kris. Disa menggeleng kan kepala nya. "Kenapa? libur?" "Aku tinggal menunggu kelulusan, sekarang ikut program mahasiswa dirumah sakit. Seperti menjadi asisten dokter," jelas Disa. "Lalu kenapa tidak kerumah sakit?" "Aku shift nanti sore," kata Disa lalu berjalan menuju kulkas didapur."Apa ini?!" seru Disa melihat isi kulkas Kris. "Kau salah kulkas," ucap Kris menutup pintu kulkas berwarna hitam yang Disa buka. Lalu pria itu membuka kulkas berwarna silver yang berada tepat disamping kulkas itu. "Kau tiap hari mabuk?"tanya Disa. Pasalnya isi kulkas yang tadi Disa buka hanya berisi minuman soda dan berbagai macam alkohol. Disa bahkan sempat membaca beberapa merk mahal yang Kris punya. Kris menggeleng. "Tidak tiap hari," kata Kris lalu mengambilkan sekaleng s**u dingin dari kulkas lalu mendorong Disa untuk kembali duduk ke sofa. "Kau kan harus minum obat, kau gila ya Kris malah menyimpan banyak alkohol!?"marah Disa. "Buktinya aku tidak apa,"kata Kris. "Oke, aku terima tawaranmu jadi dokter pribadi," ujar Disa membuat Kris menatap gadis itu senang. "Kau serius!?" Disa mengangguk membuat Kris mendekati Disa dan memeluknya. Disa menahan napasnya kala Kris tiba tiba memeluknya erat. "So-sorry..aku terlalu senang."ucap Kris langsung melepas pelukan nya dan menjauh dari Disa. Disa sendiri langsung mengalihkan pandangannya dengan muka merah.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN