Aku menatap cermin. Mengamati pantulan kulitku yang putih karena jarang terkena sinar matahari. Aku sedikit menepuk dan mencubit pipiku agar merona. Mataku yang berwarna hijau menajam berkat tangan ahliku yang memoleskan maskara sedikit tebal. Namun hanya memoles pelembab di bibir. Lalu aku membagi perhatianku pada rambut pirang gelap sedikit pink --unik ini. Mereka panjang--keriting, membuatku nampak segar. Aku siap dengan baju yang sedikit longgar berwarna putih gading untuk berangkat kerja. Semangatku tiba-tiba meningkat tanpa alasan. Aku mencurigai hormon kehamilan yang harus bertanggung jawab atas kondisi emosiku yang diluar kontrol. "Selamat pagi, " aku keluar kamar dan menyapa dua pria menakjubkan yang menunggu di meja makan. Kakek Artur menyambutku dengan mencium keningku

