Kata yang tidak terucap sebagai perwakilan dari isi hati, tidak bisa Sei lakukan. Suatu siksaan yang menyebalkan bagi pria yang tidak suka menahan diri jika ingin memiliki apapun. Dia yang memiliki segalanya, juga ingin memiliki Neira walau tak mau menikahinya. Egonya menolak melepaskan Neira karena Sally. Walau segala yang ia butuhkan ada pada Neira tetap saja Sally adalah prioritas penting baginya.
Sei menatap wajah mengantuk Neira. Bagaimana ia bisa membiarkan gadis selezat ini pergi begitu saja. Yang bisa ia lakukan adalah mengikat Neira dengan menggunakan uang dan kekuasaan yang ia miliki agar gadis itu tetap berada di sisinya.
"Jangan tidur Sayang, bukankah kamu mencintaiku?"
Mata indah Neira terbuka perlahan. Bulu matanya yang lentik seperti kupu-kupu yang berkibar. Entah berapa kali Sei terpesona dengan mata simpanannya ini.
"Tapi aku lelah Daddy. Kita sudah melakukannya selama berjam- jam," keluh Neira. Pria yang sepuluh tahun lebih tua darinya itu seolah memiliki stamina yang tidak terbatas. Intinya bahkan merasa perih karena lecet.
"Kalau kamu menyukainya, bearti itu bukan hukuman," ujar Sei. Karena kenakalan Neira saat rapat, ia menghukum gadis itu agar jera. Hanya saja ia tahu kalau Neira tidak akan jera dengan hukuman seperti ini. Namun bukan itu yang terpenting. Tubuhnya yang kehausan karena hasrat yang berontak untuk dipenuhi lah yang harus ia utamankan sekarang. Untuk itu Sei masih setia menggerakkan tubuhnya untuk mencapai klimaks.
Entah sampai kapan Neira harus bertahan dengan stamina Sei yang menggebu- gebu. Padahal dia mengatakan kalau tidak mencintainya, dan akan memilih Sally apapun kondisinya. Neira pun memanfaatkan hal ini dengan menyerang Sei melalui kata - kata.
"Bukankah Daddy tidak mencintai ku? kenapa justru b*******h padaku?" sindir Neira.
Apa yang Neira katakan memang benar, tapi ia tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya. Mengatakan hal yang menyakitkan adalah satu-satunya jalan agar Neira tidak terlalu berharap.
"Yang aku butuhkan adalah lipatan basahmu bukan hati mu. Kamu juga tidak ada bedanya denganku, yang kamu inginkan hanya uang kan? Jadi tetap buka kaki mu lebar- lebar jika ingin uang ku," ucap Sei.
Kenyataan yang tidak bisa disangkal oleh Neira. Hanya saja keadaan saat ini berubah. Dia mencintai Sei. Walau terdengar menjijikkan karena mencintai tunangan pria lain, tapi ia tidak bisa menyangkal hatinya.
"Salah, aku mau melebarkan kaki ku karena aku mencintaimu bukan karena uangmu. Kamu tahu sendiri uang ku di bank sudah penuh," jawab Neira.
"Kamu boleh terus mengharapkan aku mencintaimu sampai kapan pun dan sebanyak yang kamu inginkan. Tapi aku hanya akan mencintai Sally. "
Neira tersenyum sinis. Mana mungkin ia percaya dengan ucapan Sei. "Dasar pembohong. Pria yang mencintai seseorang tidak akan berselingkuh bahkan menjerit nikmat di atas wanita lain. Apalagi memasukinya selama berjam- jam setiap hari," debat Neira.
'Itu karena kamu sangat nikmat,' sayangnya Sei tidak bisa mengatakan itu agar Neira tidak mengharapkan lebih.
"Bukankah kamu tahu kalau kondisi fisik Sally lemah jadi aku harus mencari pelampiasan di tempat lain. Dan jika kamu membosankan maka aku bisa mengganti mu dengan wanita lain," ancam Sei.
Neira cemberut, ucapan Sei benar-benar membuatnya kesal. "Kalau Daddy melakukannya maka aku akan mencari pria lain yang tak kalah tampan dan kaya darimu. Aku akan menjadi simpanan pria lain," kata Neira. "Bisa juga aku akan menikah dengan pria yang muda yang staminanya lebih kuat darimu. "
Mata Sei berkibar marah. Dia sama sekali tidak suka Neira mengatakan kalau ada pria lain yang akan memilikinya. Neira adalah miliknya dan akan menjadi miliknya meski tidak ia nikahi.
"Kamu tidak akan pernah melakukan hal itu. Aku yang akan menjadi satu-satunya pria yang ada di hidupmu," desis Sei.
"Jangan terlalu percaya diri Daddy. Kamu bisa mencintai wanita lain dan bercinta dengan ku jadi aku juga bisa melakukan hal serupa. "
"Jangan bermimpi."
"Tidak Daddy. Asal kamu tahu, aku juga akan membuat mu cemburu jika sampai kamu tidak aku miliki. Aku akan membuatmu teringat semua hal yang kita lalui sampai kamu tersiksa. Jadi jangan biarkan hal itu terjadi dan putuskan Sally. Hanya aku yang bisa memenuhi fantasi mu yang liar."
Ucapan Neira seperti ular yang berdesis dan menggoda. Sangat menggiurkan, apalagi dengan Neira yang berada di bawahnya dan terlihat cantik.
"Kenapa kamu tidak puas menjadi baby ku saja. Aku akan memanjakanmu melebihi Sally," tawar Sei.
Neira dulu memang setuju dengan tawaran itu. Namun sekarang ketika ia memiliki segalanya, tawaran itu serasa sebuah hinaan.
" Karena aku tidak mau tubuh berotot ini disentuh gadis lain selain aku. Aku tidak mau kamu memasuki gadis lain selain aku. Aku ingin mengklaim pada dunia jika kamu adalah milikku."
Ucapan Neira membuat Sei tercengang. Gadis ini benar-benar terobsesi padanya. Hal itu membuatnya terstimulasi dan mengeram keras sebagai tanpa ia mencapai puncak.
"Lihat ini, kamu membuatku datang hanya karena kata- kata nakal mu," cibir Sei. Namun wajahnya menunjukkan kepuasan. Dia bahkan mencium bibir Neira sebelum melepaskan persatuan mereka.
Bukannya Neira tidak suka jika Sei mencapai klimaks. Yang tidak ia sukai adalah kenyataan jika Sei akan pulang setelah ia puas. Dia merasa ditinggalkan dan hampa.
"Apa kamu akan pergi?" tanya Neira. Wajahnya menjadi sayu. Dia membenci bayangan jika pria ini akan datang pada Sally.
"Kamu tahu sendiri kalau aku tidak bisa tinggal. Jika paparazi melihat aku ada di apartemen mu, bisa jadi karier mu tamat."
Neira tahu benar akan hal itu. Itulah sebabnya ia ingin Sei memutuskan Sally sehingga hubungan mereka tidak lagi menjadi hubungan terlarang. Saat itu terjadi pasti ia akan menjadi wanita yang paling berbahagia di dunia.
"Putuskan Sally dan masalah selesai," celetuk Neira.
Sayangnya Sei tidak memperdulikan ucapan Neira. Dia mengambil pakaiannya dan memakai dengan cepat. Jika ia tinggal lebih lama, bisa jadi Neira akan terus memintanya memutuskan Sally sampai telinganya rusak.