"Kau!" Kemarahan Paul kembali memuncak, ia langsung menjejakkan kakinya untuk melangkah dan meraih kerah jubah Lolita untuk ditarik ke wajahnya. "Anda pikir hanya karena sebuah cekikan dan penjelasan sepuluh pahlawan yang dibuat-buat agar terkesan menegangkan, bisa membuat saya ketakutan dan menyerah?" Lolita menggeleng-gelengkan kepalanya dengan terkikik-kikik. "Maaf, tapi sebaiknya Anda jangan terlalu meremehkan seorang Pelayan Pendamping, Tuan. Sebab, kami semua bukan makhluk sembarangan." Tiba-tiba hawa panas bergejolak di sekitar tubuh Lolita, membuat Paul refleks melepaskan cengkraman tangannya di kerah jubah wanita itu dan memundurkan langkahnya, menjauhi orang itu. Rasanya sangat panas, seperti memegang bagian bawah kuali yang baru saja dipakai memasak. Menyaksikan itu, Roswel

