Tiga Puluh Delapan

1223 Kata

“Julia, Julia!!!” panggilan Max dengan langkah lebar untuk menyusul Julia yang setengah berlari. Julia terus melangkah, menyambar ponsel miliknya yang ia letakkan di sofa sisa semalam, mengabaikan Max. Terdengar bantingan pintu. “Julia!! Aku mohon, aku mohon jangan pergi,” Max berhasil menyambar pergelangan tangan Julia dan menempatkan mereka berdua untuk saling menatap. Berdiri di lorong yang sepi. “Tidak Max, semuanya sudah berakhir,” suara Julia terdengar terluka, penuh kesedihan. Max menggeleng pelan. “Tidak Julia. Aku mohon,” desis Max. “Lepaskan aku, Max.” Kali ini Max yang mengabaikan. Tatapan keduanya yang menyiratkan banyak makna yang tak terucap. Julia tertunduk, ia ingin menangis, “Aku mohon, Julia,” suara Max pelan dan terasa berat. “Look at me, baby,” lanjut Max dengan mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN