29. Sadar Diri

1261 Kata

“Ar, kamu nggak pulang lagi?” Nadya mendapati Aroha yang menenteng gelas kopinya dengan penampilan kacau. Rambut berantakan dan kantung mata yang terlihat jelas. Wanita itu tersenyum miris, sambil mengangkat gelas kopinya yang mengebul seolah sedang bersulang. “Semalam pasienku kritis, makanya aku balik lagi. Dan sampai pagi ini masih harus dipantau makanya belum bisa pulang.” “Dokter jaganya siapa? Memang nggak bisa di-handle? Kamu tuh baru pulang kemarin lho, Ar. Terus baru beberapa jam udah balik lagi.” “Dr. Emran, Ayah-nya meninggal, Nad. Jadi ya aku…” “Ya Tuhan… Berarti kamu harus handle semua pasien Dr. Emran juga?” Aroha mengangguk. “Ya untuk sementara, sampai Dr. Emran balik.” Nadya menatap miris. Kadang dengan posisi mereka, memang ada banyak hal yang harus dikorbankan, kare

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN