Null

1163 Kata
Sejak dua jam yang lalu, Tom sudah meninggalkan rumah sakit. “Nona, beberapa hari lagi Nona sudah diizinkan untuk pulang,” kata Tom. “Tadi sehabis dari toilet, saya sempat menanyakan pada perawat. Jadi saya rasa tak apa-apa, ‘kan, kalau saya dan Anna tidak berjaga lagi di malam hari?” “Tentu,” sambut Jackie dengan amat tulus, terlebih karena dia merasa akhir-akhir ini membutuhkan privasi untuk menyusun langkahnya. Keberadaan Anna dan Tom membuat dia seakan diawasi terus- menerus meski sebenarnya mereka tak akan terlalu ingin tahu apa yang dilakukan Jackie. Paling mereka hanya mengira dia sedang belajar lagi. “Lagipula, kasihan Anna harus bolak-balik malam hari. Yah, meskipun kau mengantarkannya saat pulang dan pergi ke sini, tapi tetap saja angin dingin tak baik. Kau juga, Tom, jaga kesehatanmu.” “Baik, Nona,” sahut Tom berseri-seri. Sekitar sepuluh menit yang lalu, perawat datang melakukan pemeriksaan malam untuk mengecek kemajuan pemulihan, dan hal yang sama juga dikatakan oleh perawat itu –yang disambut baik Jackie. Kini, Jackie sepenuhnya sendiri tanpa ditemani siapapun. Dia merasa agak bergidik karena ini baru pertama kalinya dia berada di rumah sakit, di ruangan, sendirian. Sendirian di tempat lain sudah biasa, tapi rumah sakit menguarkan hawa yang menyebabkan bulu roma berdiri. Jackie meneguk air dari gelasnya, lalu menyalakan televisi. Ia mengecilkan volume suara –tv itu hanya sekedar untuk menemaninya untuk mengusir rasa kesepian yang ganjil itu. Ia lalu meraih ponsel di meja, mengambil tumpukan kertas di bawah bantal, lalu memijit ponsel sesuai nomor yang tertera di salah satu kertas. Setelah beberapa waktu mencari di mesin penjelajah, tadi siang wanita itu memutuskan menghubungi detektif yang dipanggil Agen Null. Null, dalam bahasa Inggris, bermakna ‘Nol’. Meski Jackie menemukan beberapa detektif lain dengan nama meyakinkan (bahkan mereka menyertakan kualifikasi dan gelar yang diperoleh), tapi entah kenapa dia malah merasa tertarik untuk menghubungi detektif dengan nama kode (alias) begitu dan menyalin nomornya. “Halo?” “Ya, Agen Null di sini. Dengan siapa saya bicara?” Suara ini adalah suara rendah seorang pria pada waktu yang sama. Jackie agak gugup. Ini pertama kalinya ia menyewa jasa detektif privat swasta. Sebentar, nanti biayanya bisa ia pakai dari uang Leona, kan? “Halo? Dengan siapa saya bicara sekarang?” “Ah… iya maaf! Bolehkah saya meminta agar identitas saya dirahasiakan?” “Oh, tentu boleh. Saya akan panggil Anda dengan nama ‘Lavender’? “Baik.” “Nah, bantuan apa yang bisa saya lakukan, Lavender?” “Saya minta tolong Anda mencarikan informasi tentang Bryce dan Sir Ross, serta keterkaitan mereka dengan kasus Jacqueline Chase.” Jackie lalu memberikan informasi dasar tentang kedua orang itu lalu menyebutkan kasus dirinya sekilas. “Oh, ya, saya ingat kasus itu. Kasus yang menggemparkan. Anda ingin saya mencari tahu hubungan keduanya dengan kasus itu?” “Ya. Untuk Bryce, tolong carikan juga aktivitas yang ia lakukan sejak Maret 2025.” Pria di ujung telepon terdengar agak ragu. “Mencarikan seluruh aktivitasnya?” “Betul.” “Anda yakin? Itu akan butuh waktu cukup lama untuk saya melakukannya. Apa Anda butuh laporannya cepat, atau Anda tak masalah menunggu?” Jackie berpikir sebentar. “Kalau begitu, cukup cari tahu aktivitas mencurigakan yang Bryce lakukan sejak Maret itu.” “Oke,” sahut suara itu dengan jeda, seakan ia mencatat seluruhnya sesaat. “Bisakah saya mendapatkan laporannya beberapa hari lagi? Dua hari, misal?” Jackie meminta ini dengan pertimbangan bahwa saat hari kepulangannya, Sabtu, seluruh surat atau amplop yang datang mungkin akan dicek terlebih dahulu. Ia belum begitu tahu bagaimana cara hidup Leona, dan dia tidak ingin mengambil resiko aktivitasnya ketahuan sejak awal. “Tentu, tentu. Tapi Anda juga mesti tahu bahwa laporan ini biasanya akan saya selesaikan dalam empat hari hingga seminggu, sehingga jika Anda minta lebih cepat maka biayanya lebih besar juga.” “Tak apa. Asalkan semuanya dilakukan dengan baik. Saya juga ingin kerahasiaan identitas saya tetap terjaga sampai akhir. Jadi bagaimana nanti pengiriman informasinya? Tolong jangan dengan email.” “Hahaha, tentu saja tidak. Biasanya saya akan mengirim laporan langsung. Dalam bentuk kertas. Tapi karena Anda tidak ingin ditemui…,” pria itu berpikir-pikir, “Cukup sebutkan satu tempat. Jadi saya akan menaruh amplop hasil kerja saya di tempat itu dan Anda dapat mengambilnya setelah saya pergi.” “Baiklah,” sahut Jackie. Ia tak ingin langsung memberikan nomor ruang VIP-nya, jadi ia hanya memberitahu nama rumah sakit dan nama salah satu bangsal umum tak jauh dari posisi kamarnya. “Tolong datang pada jam istirahat siang. Penjaga saya bertukar giliran jaga siang pada waktu segitu, dan ada jeda satu jam sebab mereka perlu istirahat makan. Jadi tolong datang pada saat itu supaya saya bisa keluar dari kamar saya dengan bebas untuk mengambil amplopnya.” “Oke, bisa diatur.” “Oh, iya. Bagaimana soal pembayaran? Berapa biayanya?” “Nah, Lavender, saya juga menjaga kerahasiaan saya. Jadi besaran biaya akan saya kirimkan sebentar lagi lewat pesan SMS sekali pakai. Anda catat jumlah yang tertera di situ serta nomor yang harus Anda tuju setelah membuka pesan itu, oke? Sebab pesan itu akan langsung menghapus dirinya sendiri dalam waktu sepuluh menit sejak dibuka. Nomor tujuan di situ adalah nomor unik yang menjadi identitas rekening kripto saya. Yah, itu artinya jika Anda belum punya uang kripto, Anda harus mengonversikan uang Anda sebanyak yang akan dikirim ke dalam bentuk kripto sesegera mungkin. Batas pengirimannya adalah besok tengah malam. Ingat, jenis uang kripto yang kita gunakan harus sama, jadi pastikan Anda mengonversinya dengan tepat.” Jackie menyetujui. Setelah berterimakasih, ia memutus telepon –tepat ketika SMS yang dimaksud masuk. Jackie mencatat data dalam pesan itu dengan hati-hati. Biayanya cukup besar. Ia berpikir sejenak. Apa Tom atau Anna bisa membantunya besok untuk mendapatkan akses ke keuangan Leona? Tentu alasan yang ia berikan harus meyakinkan bukan? Keningnya berkerut sejenak, lalu licin lagi. Yah, alasan itu seharusnya mudah dan masuk akal. Setelah menyimpan semua kertasnya kembali di bawah bantal, Jackie kini meraih beberapa folder yang ada di meja. Mr. Branson sudah mengambil tiga folder yang ia tinggalkan minggu lalu dan menggantinya dengan empat folder lain yang harus Jackie pelajari –setelah memastikan wanita itu paham betul isi ketiga folder. Jackie menghirup napas dalam-dalam, menguatkan tekadnya untuk lanjut belajar di tengah malam itu. Jackie membuka folder teratas dan berkutat memahami halaman pertama dan kedua. Pembahasannya tentang kerjasama di bidang properti. Rupanya Seymour Constructions memiliki cakupan kerja yang cukup luas. Perusahaan Seymour menerima kerjasama dari pemerintah baik berupa pembuatan rumah sakit, gedung pemerintah, dan perumahan subsidi. Konstruksi berupa fasilitas umum seperti jembatan, jalur kereta api, dan semacam itu tidak dikerjakan langsung oleh Seymour Constructions¸ melainkan dilakukan oleh perusahaan konstruksi yang ahli di bidang itu. Namun Seymour Constructions tetap dilibatkan dalam pemasokan bahan berkualitas dari luar negeri. Sedangkan dengan pihak swasta, Seymour Constructions acap menerima proyek dari pengembang properti ternama yang membangun kompleks-kompleks level menengah ke atas. Rupanya Seymour Constructions sudah memiliki reputasi yang amat bagus. Luar biasa. Mau tak mau Jackie takjub sekaligus agak gentar tentang prospek memimpin perusahaan ini. Belum lagi perusahaan-perusahaan Seymour lainnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN