Ciuman itu masih berlangsung , Rain masih menikmati kecupan demi kecupan bibir Daren yang menempel di bibirnya. Rasa basah dan lembab membuat Rain sesekali mendesah. Entah kenapa Rain bisa semabuk ini dengan ciuman Daren. Bahkan ciuman itu sempat terlepas dan mereka kembali berciuman dan hasilnya tetap sama, Rain tak bisa lepas. Daren melepaskan ciuman itu kembali. Bahkan saliva mereka saling menyatu. Hawa panas begitu terasa membuat keringat keduanya keluar membasahi pakaian mereka. "Maafin aku..." bisik Daren tepat di atas bibir Rain. Rain masih diam. Ia tak bisa berpikir jernih sekarang. Ada sesuatu yang memintanya untuk diam dan tak menjawab ucapan Daren lebih dulu. "Sayang.. Jawab aku please.." pinta Daren kembali. "Maafin aku Rain.." lanjutnya lagi. Rain tertunduk. "Aku belum y

