Aca berjalan kearah mereka. "Siapa yang berantem ma?" Tanya Aca yang tiba-tiba datang, mereka beralih menatap kearah Aca dari atas sampai bawah.
Satu kata yang menggambarkan keadaan Aca sekarang "Cantik" bahkan sangat "Cantik".
"Itu siapa mah?" tanya Bian ketika melihat Aca.
"Lah kamu ngak ngenalin Adek kamu?"
"Aca," ujar Bian.
"Iya Aca," balas mamanya.
"Kalo bukan sodara gue, udah gue pacarin" batin Bian dan Delon.
"Cantik banget," batin Dero.
Aca yang ditatap lekat oleh mereka, menjadi gugup. "Ngapain ngeliatin gue?" tanya Aca.
"Lu cantik, mau ngak jadi pacar gue," perkataan Delon mendapat plototan dari ketiga orang yang berada disana.
"Ehh canda pacar," kekeh Delon, ia menggaruk tekuknya yang tak gatal.
"Jangan maen-maen kamu Del," ujar mamanya.
"Ngak mah, tadi canda doang, kan Aca sodara aku, mana bisa dipacarin, ya kalau bukan sodara udah diembat", lanjut Delon.
Seketika mamanya menjadi tegang dengan perkataan Delon. "Seharusnya tak perlu ada yang tau," batin mamanya.
Suasana meja makan begitu hening, setelah perdebatan mereka tadi.
"Mah, Aca boleh minta sesuatu ngak?" tanya Aca pada mamanya.
"Boleh sayang," balas mamanya sembari tersenyum.
"Emm... beliin Aca motor dong mah," ucap Aca.
"Sok..sok'an beli motor, naek sepeda aja jatoh," celetuk Dero.
"Hah kamu habis jatuh?" tanya Bian kaget.
"Iya, dari sepeda doang, kecil dah biasa," ucap Aca dengan santai.
"Iya jatoh Dari sepeda tapi itu karena keserempet mobil oon," jawab Dero.
"Whatt," kaget mamanya, pasalnya seminggu ini, setelah kecelakaan Aca. mereka sama sekali tak pernah memberitahukan kepadanya mengapa Aca bisa kecelakaan.
Bahkan ketika Dero dan Delon ditanya, mengapa adiknya sampai seperti itu, mereka hanya menjawab "jatoh dari Juki mah."
"Kalian ngak bilang loh, sama mama kalo Aca keserempet mobil," ujar mamanya. Dero dan Delon gelagapan.
"Aaa..itu mah, kita nga mau buat mama jadi khawatir," alibi Delon.
"Kalian," geram Bian. Bisa-bisanya mereka tak menjaga adik mereka.
"Lagian si Aca juga b**o, ngejar motor si Gerland," spontan Dero.
"Lah kok gue," ucap Aca tak terima.
"Duhh ini mulut napa bisa kecoplosan sih, bisa-bisa di interogasi kita sama duo ibu-ibu, untung yang satu nga ada di indo" batin Dero.
"Maksud abang?," tanya mamanya.
"Maksud Dero, Itu motor Gerland kena maling, trus Aca ngejar make sepeda, ehh keserempet deh," bohong Delon, jika seperti ini sudah dipastikan mereka akan di interogasi lagi.
"Kalian ngak bohongin mama kan?" tanya mamanya dengan penuh selidik.
Mereka berdua gelagapan. "nggak lah ma," elak Dero.
"Aca, ayok berangkat nanti telat," ajak Bian yang sedari tadi diam. Ketika Bian berada di Indonesia, dialah yang kadang mengantarkan adiknya kesekolah.
"Aaa..iyaa," Aca sebenarnya belum biasa dengan keberadaanya mereka, apalagi kakaknya bertambah satu. Mengharuskan Aca beradaptasi dengan kehidupan barunya.
"Oh ya, Mah jangan lupa motornya, yang kyak punya Abang," teriak Aca sebelum menghilang dibalik pintu rumah.
Dinegara lain, seorang pria sedang duduk ditepi kasurnya sembari memegang ponselnya.
"Bagaimana?" tanyanya.
"mereka diindonesia bos,"
"Awasi dia," ucap pria itu kepada orang diseberang tlfon sana.
"baik bos,"
"Sebulan lagi aku akan menampakkan diri, jadi jangan gegabah," ucap pria itu, lalu ia mematikan tlfonnya. Tunggu saja semua permainan dan kehidupannmu akan segera terungkap_Batin pria itu sembari tersenyum smirk.
Indonesia
Sebuah mobil memasuki area sekolah SMA VENUS, semua pandangan menuju mobil itu, dan keluarlah pria berjas hitam dengan wajah bak aktor Bollywood.
Aaaa ganteng banget
Moninggoy gue
Yaa ampun cogan
Godain aku dong
Calon bapak anak-anak gue
Dll
Sementara yang diteriaki hanya memasang wajah datar, entah mengapa ketika melihat cogan, para siswi SMA VENUS akan berteriak histeris, padahal disekolah mereka sendiri 90% murid laki-lakinya juga mempunyai wajah ganteng, bahkan berwajah baby face juga ada.
Semua itu tak luput dari pandangan Gerland dan teman-temannya, disamping Gerland ada seorang siswi siapa lagi kalo bukan Jesy, cewek sejuta drama picisan.
Pria tadi mengintari mobil, pikiran mereka menebak siapa yang berada dalam mobil. Setelah pintu mobil terbuka, seseorang keluar dari mobil tersebut hingga, terlihatlah siswi murid SMA VENUS siapa lagi jika bukan Aca, semua menatap kagum kearahnya.
Siapa tuh
Cantik bener si Aca
Makin kesini makin gemoy
Kamu terlalu Subhanallah untuk aku yang Astagfirullah
Calon bini gue
Yee cantikan juga gue
Itu cowoknya Aca yaa
Cih dulu Gerland sekarang beda lagi
Dll.
Sementara Gerland dkk, terpana melihat kecantikan Aca yang kian menjadi-jadi, lain halnya dengan gadis disampingnya, Jesy menatap Aca dengan tatapan benci.
Sedangkan Aca sendiri tak menghiraukan perkataan mereka, toh mereka hanya sampah penjilat, membully seseorang hanya karna fisik cih benar-benar sampah.
"Makasih ya bang," ucap Aca pada Bian.
"Nanti Abang jemput," kata Bian, sembari mengusap pucuk kepala Aca. Setelah mengatakan itu, Bian memasuki mobilnya lalu meninggalkan area sekolah.
"Woi Aca," panggil seseorang dari arah belakang. Aca kemudian berbalik menatap orang itu. "apaan?" tanya Aca.
"Mau minta PJ dong," ujar Sera.
"PJ apaan woi," kata Aca.
"Pajak jadian kamvret gitu aja nga tau," ujar Romi.
"Lah siapa yang jadian," katanya lagi.
"Ya elu lah, masa si Eva sama Romi", timpal Mina.
"Mau gue blender tuh mulut," ucap Eva sengit.
"Itu Abang gue oon," Ucap Aca.
"Ganteng banget Abang lu," puji Sera.
"Dero sama Delon juga ganteng," timpal Mina.
"Cogan mulu lu pada," Kata Yahya.
"Iri bilang bos," Kata mereka serempak seraya menatap kearahnya.
Kringg....kringg...
Bunyi sound bel terdengar, membuat mereka membubarkan diri, padahal masih ingin melihat kecantikan Aca dari dekat.
"Kelas kuy," ajak Yahya. Mereka akhirnya berjalan menuju kelas.
Ditempat lain, seorang wanita memasuki toilet caffe, kemudian mengambil ponselnya dari tas yang ia pegang. Wanita itu lalu menelfon seseorang.
"Halo," ucap seorang wanita paruh baya.
"......"
"Apakah mereka tidak mencarinya?" tanya wanita paruh baya itu diseberang tlfon sana.
"........"
"Baguslah, tapi pah, jika suatu saat nanti mereka mencari dan mengambilnya bagaimana?" tanya wanita itu dengan perasaan khawatir.
"........."
"Pah, sepertinya saat kecelakaan kecil...." ucapan wanita itu terlebih dahulu dipotong.
"......."
"Tenang dulu, aku belum selesai berbicara, sepertinya papah akan kaget jika bertemu dia langsung," ucap wanita itu.
"......"
"Papa liat saja nanti, pulanglah cepat papa sudah mempunyai istri, bukan lagi seorang berondong," kata wanita itu.
"........"
"Baiklah, dah Pah," setelah menelfon tadi wanita itu bergegas keluar toilet. Wanita itu sendiri merasa takut jika suatu saat nanti ia akan kehilangan salah satu anaknya.