Vano menyadari ada yang aneh antara Vian dan Sherin. Akhirnya, dia berusaha mencari tahu apa yang terjadi di antara mereka. Dan Vian, menjawab dengan mudah saat Vano bertanya. "Aku meminta Sherin untuk menjauh dari Papa." Vian menjawab dengan santai dan tenang. Vano menghela nafas pelan mendengarnya. Memijit kepalanya yang terasa pusing. Sia-sia saja semalam dia menahan diri untuk tak memarahi Vian. Berharap saja, Vian bisa mengerti apa maksud perkataannya. Rupanya, kembarannya tersebut masih tetap pada pendiriannya, membela sang mama. "Kau gila? Kau sama saja membuat Papa bersedih jika melakukan itu," ucap Vano, masih berusaha menahan emosinya. "Terserah kau saja. Papa mungkin masih terpengaruhi oleh-" "Papa tak terpengaruhi oleh siapa-siapa. Papa bukanlah orang yang mudah di bodohi o

