Ayah segera mendekat, ia melihat tangan istrinya terluka. “Apa yang terjadi?” Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku tidak bisa menjawab pertanyaan ayah. Wajah kebingungan itu jelas di wajahku. Sembari menahan tangannya yang sakit, Nyonya besar berucap “Tidak apa, ini salahku. Aku masuk tanpa ijin. Suamiku, mari kita keluar” sembari berjalan meninggalkan kamar ini. Ayah pun menatapku dengan tajam, ia merenggutkan keningnya tanpa ia marah padaku. Lalu ayah pergi menyusul istrinya, dan juga para pelayan itu pergi menyusul kepergian Nyonya besar. Tiba- tiba saat aku bermain dengan ibuku, ibuku berubah menjadi wanita lain. Dia menjadi Nyonya besar, tangannya pun mencoba meraih diriku. Aku menatap tajam dirinya, dan kuraih tangannya. Aku sangat kesal dengan Nyonya besar hingga aku mematah