Kasih sayang

248 Kata
Suasana hening dan sunyi tanpa perbincangan terjadi dalam beberapa menit. Dua anak laki-laki itu bahkan telah pergi meninggalkan ruang tamu, bermain di lantai yang luas. Hingga Kuna Egao memanggil pelayan dan memintanya mengantar gadis remaja itu ke kamarnya. Gadis remaja itu melihat pria paruh baya yang memberi isyarat untuk mengikuti kemana pelayan itu membawanya pergi. Gadis remaja itu pun segera beranjak dari tempat duduk dan mengikuti langkah pelayan itu yang membawanya ke kamar baru. Melangkah menginjakkan kaki di anak tangga terasa berat olehnya, memasuki keluarga yang tidak dikenal. Langkahnya semakin terasa berat untuk memasuki rumah ini semakin jauh. Memasuki kehidupan orang asing itu sangat sulit. Sesekali ia menoleh ke belakang melihat pria paruh baya itu berbincang dengan nyonya besar. “Nona muda, tidak perlu risau. Nyonya besar, orangnya sangat baik. Nona tidak perlu takut, ,meminta apapun tentu akan dikabulkan oleh nyonya besar. Hanya tuan muda yang bersikap dingin. Keluarga ini juga telah kehilangan sosok yang sangat dicintai, ayah. Bukankah kehadiran ayah nona akan membuat keluarga ini utuh dan begitu juga keluarga nona” ucap pelayan kepadaku dengan lembut. “Aku tidak mengerti, siapa ayah dan siapa ibu itu? Aku hanya orang disini!” jawabku. Sontak pelayan itu terkejut, ia menarik nafas panjangnya dan mengerti mengapa nona muda sangat pendiam. Tidak ada kasih sayang ayah dan ibu didalam dirinya, tidak ada kasih sayang yang tubuh dalam dirinya. “Nona muda, begitulah kehidupan. Cobalah lebih kuat, ibu nona muda pasti sangat bangga punya anak sepertimu” ucap pelayan dengan senyuman.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN