“Sy, kau mendengarku?” Chrissy terkesiap, tersadar dari lamunannya. Dilihatnya kedua manik cokelat milik Hazel memandangi dirinya sambil memasang wajah aneh. Sepupunya itu kemudian tersenyum menggoda begitu menyadari apa yang kira-kira dilamunkan Chrissy selama beberapa menit ke belakang. “Jangan mulai, Haze.” Chrissy memperingatkan. Wanita itu cepat-cepat mengerjakan sesuatu. Entah itu membuka ponselnya, memeriksa notifikasi-notifikasi, atau mencari-cari sesuatu—apa pun—di dalam laci nakas di samping tempat tidurnya. “Oh, ayolah. Jangan gugup begitu. Sama sekali tidak aneh saat seorang wanita tidak bisa melupakan milik kekasihnya sendiri. Itu tanda kepuasan. Nyatanya, Ben adalah seorang yang benar-benar lihai, bukan? Tapi saranku...

