Chapter 2

908 Kata
Disisi lain, seorang lelaki tampan dengan masih memakai setelan jas kantornya itu berjalan pelan sambil membawa bunga mawar untuk kekasihnya. Ia akan memberi kejutan untuk kekasihnya. Ia tersenyum membayangkan bagaimana raut bahagia kekasihnya yang akan ia kunjungi siang ini di apartemen miliknya. "Selamat siang Pak Reza," sapa seorang office boy yang sedang bertugas. "Siang.." Reza membalas dan tersenyum seadanya. Reza melangkah kedepan pintu apartemennya dan memencet beberapa tombol sebagai password. Setelah pintu terbuka ia dengan samar mendengar kekasihnya sedang berbicara dengan seseorang. Ia mengernyit bingung, siapa yang bertamu siang-siang begini, tumben sekali, pikirnya. Reza yang baru saja membuka pintu kamr lantas terdiam ditempat saat melihat keintiman kekasihnya dan seorang lelaki yang menjadi lawan bicaranya. "Udahlah sayang, kamu tenang aja. Aku itu gak akan pernah jatuh cinta sama Reza, aku cintanya cuma sama kamu. Kamu inget kan rencana kita dari awal itu cuma untuk morotin si Reza." Bunga yang dipegangnya kini luruh sudah, setelah mendengar fakta bahwa kekasihnya hanya menginginkan hartanya. Ia pikir, kekasihnya adalah wanita baik, wanita yang benar-benar mencintainya. Tapi ternyata sama saja, gila harta. Ia lantas tertawa miris melihat kekasihnya itu mencium rakus lelaki didepannya. Keduanya bahkan saling melumat bibir satu sama lain. Menjijikan. Reza sampai berdecih saat mengingat pernah mencium bibir w************n itu. "Aku cuma takut kalau kamu jatuh cinta beneran sama si Reza Reza itu.." balas lelaki itu setelah melepaskan ciumannya. Wanita itu tertawa keras "Ya gak mungkin lah sayang, aku itu cintanya cuma sama kamu. Kita kan dulu udah sepakat buat ngelakuin hal ini. Aku juga lagi hamil anak kamu loh, kalau-kalau kamu lupa.." "Ah, iya..anak kita. Gimana nih kabarnya jagoan papa?" “Baik dong Papa, kan jagoannya sekarang udah ketemu sama papanya nih..” sang lelaki tertawa kemudian bergerak memeluk si wanita. "Aku punya ide deh, gimana kalau kita manfaatin anak dalam perut aku ini buat morotin hartanya Reza lebih banyak lagi. Gimana? Kamu setuju kan? Reza pasti bakal percaya kalau ini anaknya dan aku juga yakin kalau si Reza bakal ngelakuin apapun buat anak ini.." ujar wanita itu antusias. "Kamu tuh pinter banget si sayang, tentu aja aku setuju dong, asal kamu sama jagoan kita baik-baik saja." Keduanya tertawa bersama. Reza yang mendengarnya makin berang, ia benar-benar tak habis pikir. Sebenarnya wanita macam apa yang ia cintai ini. Cukup sudah. Ia tidak tahan, kepalanya terasa seperti terbakar mendengar kenyataan didepannya ini. Hatinya bahkan jauh lebih sakit lagi. "Melda!!!" teriaknya berang. Wanita beserta lelaki itu terkejut bukan main melihat Reza yang menatapnya berang dengan rahang mengetat. Ia sempat terpaku beberapa detik sebelum kemudian ia segera beranjak dari pangkuan sang lelaki yang merupakan kekasihnya. Wanita itu lantas menghampiri Reza yang terlihat sudah berapi-api. Ia menyentuh lengan kekar Reza dan mengelusnya pelan. "Reza sayang, ka..kamu sejak kapan ada disini?" Rahang Reza makin mengetat "Jangan sentuh saya dengan tangan kotor kamu!" sentaknya. Melda tercekat, keringat dingin bahkan sudah membasahi dahinya. Apa Reza telah mendengar semuanya. Ini tidak boleh terjadi. Rencananya bisa gagal total jika Reza mengetahui kebenarannya. "Kamu sa..salah paham sayang, aku bener-bener cuma bercanda doang. Le..lelaki ini cuma temenku yang kebetulan mampir. Kamu jangan salah pa-" "Cukup." "Ta-tapi kam.." "Aku bilang cukup!!!" Melda bungkam, ia merasa jika amarah Reza kali ini benar-benar berada di puncaknya. Selama berhubungan dengan Reza, ia tak pernah melihat Reza murka hingga seperti ini. "Kalian berdua! Keluar dari apartemen saya sekarang juga!!!" ucapnya dengan keras. "Reza sayang, kamu ngusir pacar kamu sendiri? Kamu lupa? Aku ini wanita yang kamu cintai loh." Melda berkata dengan hati-hati. Reza tertawa sinis, "Mulai sekarang, kamu bukan pacar saya lagi! Saya gak sudi punya pacar penghianat seperti kamu! Pergi dari sini atau saya akan melaporkan kalian berdua ke kantor polisi!" Melda beringsut mundur dan bergegas mengajak lelaki yang bersamanya itu keluar dari apartemen. Ia benar-benar takut melihat Reza yang seperti ini. Lebih baik ia menyudahi semuanya sebelum Reza berubah pikiran dan melaporkannya ke polisi. Setelah Melda dan kekasihnya itu pergi Reza terduduk di tempatnya. Ia menertawakan nasibnya yang begitu buruk. Dia memang lelaki bodoh, benar-benar bodoh. Ia sudah menyia-nyiakan istrinya di rumah untuk kekasihnya yang penghianat itu. Sekarang ialah yang dihianati. Sakit. Rasanya sakit saat seseorang yang kita sayang mengkhianati kita. Sekarang ia merasakan apa yang istrinya rasakan. Ia merasa bersalah pada istrinya, Sarah. Mungkin ini adalah karmanya. Ia akan meminta maaf pada istrinya bahkan bersujud di kakinya jika diperlukan. Ia berjanji akan memperbaiki rumah tangganya dengan Sarah. Ia akan membuat Sarah bahagia. Itu adalah janji Reza Keano Bagaskara. Reza bangkit dan bergegas keluar apartemen. Tujuannya saat ini adalah rumah, ia ingin memeluk istrinya dan bersimpuh meminta maaf jika perlu. Ia sangat berharap belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Reza mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Entah kenapa rasa sakit yang tadi ia rasakan hilang begitu saja saat membayangkan Sarah yang tersenyum manis menantinya pulang di depan pintu seperti biasanya. Jantungnya berdebar, tak dapat dipungkiri bahwa serumah dengan istrinya selama satu tahun ini menumbuhkan perasaan asing dalam hatinya. Namun, ia sering mengelak dari hatinya karena saat itu masih ada Melda yang merupakan kekasihnya. Tetapi sekarang tidak akan lagi. Ia akan mengungkapkan semuanya pada istrinya itu dan berusaha mencintai istrinya dengan tulus. Ia akan memperbaiki rumah tangganya. Dalam perjalanan, ia tersenyum membayangkan Sarah yang sedang menyiapkan makan siang untuknya. Seperti hari-hari biasanya yang sering ia lewatkan. Kini tak akan lagi ia lewatkan moment bersama istrinya itu. Ia akan memperbaiki pernikahannya dengan wanita pilihan ibunya. Wanita yang tegar dan sabar, Sarah Jasmine. Ia berjanji akan membahagiakan Sarah kedepannya. Tetapi ada satu hal yang Reza lupakan, yakni surat cerai. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN