Sarapan kali ini Ananta yang memasaknya. Ia sangat bersemangat menyambut hari-hari yang akan datang. Semuanya karena Mira yang kini menjadi lebih dekat. Ia merasa semakin akrab dengan perempuan itu. Cinta pertamanya, sekaligus cintanya yang tidak pernah tergantikan hingga sekarang. Ananta tahu dia sibuk. Bahkan ia kekurangan tidur karena harus mempelajari kondisi pasiennya semalam setelah ‘rapat’ dengan Mira. Akan tetapi ia tetap bersemangat untuk memasak pagi ini. Saat Mira menuju meja makan, ia terkejut melihat Ananta yang sedang menata piring. “Kamu yang masak?” tanya Mira bingung. Perempuan itu sudah rapi. Padahal ini masih sangat pagi. “Iya. Berangkat pagi?” tanya Ananta. Mira mengangguk. “Aku harus brainstrorming proposal dengan Oka. Supaya nanti siang sempat ke rumah sakit,”

