Part 2

1063 Kata
"Aku mohon, Min Ji. Hanya kau yang bisa membantuku." Berulang kali kalimat ini keluar dari mulut Jiwon, berusaha meluluhkan hati Min Ji agar mau bertukar pakaian dengannya. Wanita bermarga Sung itu mendesah pelan, melirik Jiwon yang duduk di sebelahnya dengan tatapan memelas. Dengan sedikit keterpaksaan Min Ji menganggukkan kepalanya, sebab ia juga kasihan pada Jiwon. Si Annoying Boss itu benar-benar luar biasa menyebalkan, bahkan ia saja yang berada dalam jarak dekat tidak melihat begitu jelas noda di pakaian Jiwon. Jika Min Ji sudah dekat dengan Jiwon dan tidak bisa melihat jelas noda itu, Tuan Yamazaki juga pasti tidak akan melihat dengan sangat jelas. Mustahil bukan Tuan Yamazaki, pengusaha ternama dari Jepang datang ke Korea hanya untuk menelisik noda baju Jiwon? Tapi, lagi-lagi sifat menjengkelkan si presdir membuat semua menjadi rumit. "Hanya kali ini," ucap Min Ji, sementara Jiwon hanya menganggukkan kepala dan setelah itu menyeret Min Ji ke toilet. **** Rapi, cantik dan mempesona. Begitulah gambaran yang Jiwon lihat ketika menatap pantulan dirinya di cermin. Beruntung ada Min Ji, jadi, ia tidak perlu begitu panik mencari baju pengganti. Meski baru mengenal selama hampir 2 bulan, tapi Min Ji sangat baik padanya dan selalu bersedia mendengar keluh kesahnya tentang si Annoying Boss. Ya, Jiwon baru sekitar nyaris 2 bulan menjadi sekertaris Kyuhyun. Namun, ia merasa seperti sudah menjalani pekerjaan ini selama puluhan tahun. Berulang kali Jiwon mengatakan pada dirinya untuk bertahan sebentar lagi dan untung sejauh ini berhasil. "Aku harus segera menemui Kyuhyun yang menjengkelkan itu, sebelum mulut cerewetnya kembali mencibirku." Tanpa membuang lebih banyak waktu, Jiwon kini keluar dari toilet dan segera menuju ke ruangan Kyuhyun. Orang lain pasti sudah menganggap ia sangat rapi, tapi Kyuhyun belum tentu berpikir seperti itu. Jiwon hanya bisa berdoa kalau ia sudah masuk dalam kategori rapi di mata Kyuhyun, atau ia harus kembali pusing mencari cara agar rapi dalam waktu yang sangat sedikit. Kini, Jiwon telah sampai di depan ruangan Kyuhyun. Jiwon mengetuk pintu, kemudian masuk dan tatapan intimidasi dari Kyuhyun langsung menyambutnya. Andai saja bisa, ingin rasanya Jiwon mengeluarkan kedua bola mata Kyuhyun agar tidak bisa menunjukkan tatapan yang sangat tidak enak dipandang. Tidak jarang Jiwon berpikir, apa Kyuhyun benar-benar manusia? Bukan setan yang sedang terjebak dalam tubuh manusia? Kalau saja dia memang bukan manusia, pasti sekarang ada dua tanduk berwarna merah di atas kepala Kyuhyun. "Bukankah itu ...." "Sepertinya Tuan Yamazaki sudah datang. Lebih baik Presdir menyambutnya." Jiwon menyela ucapan Kyuhyun, sebab tahu kalau Kyuhyun pasti ingin kembali membuat ia pusing. Lagipula, Tuan Yamazaki memang benar sudah datang. "Sekarang, kau berani menyela ucapanku?!" tanya Kyuhyun tegas, tapi terdengar menjengkelkan di telinga Jiwon. Kedua tangan Jiwon kembali mengepal dan andai Kyuhyun tahu kalau ia tak hanya ingin menyela ucapan Kyuhyun, tapi juga ingin menenggelamkan Presdir menjengkelkan di hadapannya. Namun ia lagi-lagi harus bersabar, demi uang dan di sayang oleh Tuhan. Bukankah orang sabar selalu di sayang oleh Tuhan? Benar, dan Jiwon ingin selalu di sayang agar usahanya dalam meraih impian sebagai seorang barista di coffee shop miliknya berjalan dengan lancar. "Tidak, Presdir. Tapi, Tuan Yamazaki benar-benar sudah datang. Mari kita lihat." Ini adalah nada terhalus Jiwon hari ini, walau keinginan untuk melempar Kyuhyun ke Antartika atau menenggelamkannya tumbuh semakin besar. Kyuhyun berdecak kesal, kemudian bangkit dari duduknya dan sebelum pergi ia menyempatkan diri bercermin pada layar ponselnya. "Hei, kau! Rapikan rambutku!" tunggu, apa ini merupakan salah satu tugas seorang sekretaris, Cho Kyuhyun? Tugas sekretaris memang membantu pimpinan, tapi Jiwon rasa tidak dalam segala hal. Lagipula, untuk apa kedua tangan Kyuhyun? Apa hanya akan dia gunakan untuk menandatangi berkas? Atau hanya untuk bermain game saja? Untuk apapun itu, pada akhirnya Jiwon harus melaksanakan semua perintah yang keluar dari mulut Kyuhyun. Setelah menggerutu dalam hati, Jiwon bergerak ke arah Kyuhyun dan merapikan rambut Kyuhyun yang memang terlihat sedikit berantakan. Sesudah itu, Jiwon menunjuk ke arah pintu keluar sebagai isyarat kalau ini sudah saatnya menemui Tuan Yamazaki. "Kau berani memerintahku?" Hanya menunjuk, Cho Kyuhyun, bukan memberi perintah. Tapi, bukan Cho Kyuhyun namanya kalau tidak membuat Jiwon kesal. "Tidak begitu, Presdir. Silahkan, Presdir berjalan lebih dulu," ucap Jiwon, lengkap dengan senyum ramahnya. Kalau saja bukan ia yang menjadi sekertaris Kyuhyun, mungkin sudah sejak 1 bulan yang lalu Kyuhyun berada di Antartika atau hilang di Segitiga Bermuda. Untuk kesekian kalinya, Kyuhyun berdecak kesal dan setelah itu melenggang pergi. Sementara Jiwon yang berjalan di belakang Kyuhyun kembali mengepalkan tangannya, sambil membayangkan menghajar Kyuhyun hingga si Annoying Boss itu berakhir di rumah sakit dan tidak bisa ke kantor dalam waktu lama. Tapi, lagi-lagi semua hanya khayalan Jiwon. Jiwon belum bisa melakukan ini sekarang, hanya belum bisa, bukan berarti tidak bisa. Jiwon sedang menahan diri, sekaligus bersabar agar di sayang oleh Tuhan. Untung mendiang ayahhya selalu mengajarkan kesabaran padanya, jadi ia bisa menangani sifat menjengkelkan Kyuhyun sedikit lebih lama. **** Pertemuan Kyuhyun dan Tuan Yamazaki berjalan dengan lancar, menghasilkan kerjasama dengan nilai fantastis. Membuat Jiwon berkhayal tentang bagaimana jadinya jika uang sebanyak itu ia gunakan untuk membangun coffee shop, mungkin ia bisa memiliki puluhan coffee shop. Setelah pertemuan selesai, Tuan Yamazaki langsung meninggalkan gedung Hanyoung Group bersama sekretarisnya, karena harus segera kembali ke Jepang. Tadinya, Jiwon mengira kalau Tuan Yamazaki sudah berusia di atas 40 tahun, tapi ternyata ia masih sangat muda dan mungkin seumuran dengan Kyuhyun. Tampan dan hebat, begitulah gambaran sosok Tuan Yamazaki dalam benak Jiwon. Belum lagi ketika Tuan Yamazaki tersenyum padanya, membuat ia seperti meleleh bagaikan es krim. Senyum Tuan Yamazaki benar-benar menawan dan dia seperti sosok yang sangat menyenangkan, berbeda jauh dengan si Annoying Boss. "Apa sekarang kau menjadi tidak waras?" tanya Kyuhyun, begitu melihat Jiwon yang berjalan di sampingnya terus tersenyum seperti orang kurang waras. Langkah Jiwon seketika terhenti, sementara pandangannya kini sudah terfokus pada Kyuhyun dan senyuman telah hilang dari wajah cantik Jiwon. Lihat? Kyuhyun tidak hanya pandai mencibir atau memberi perintah di luar tugas sekretaris, tapi juga pandai mengatainya dan membuat ia sangat-sangat kesal. Tidak bisakah berikan ia sedikit ruang untuk membayangkan wajah tampan dari pria bernama Kento Yamazaki? Di dunia nyata ia selalu melihat wajah menjengkelkan Kyuhyun, apa ia tidak boleh lari sejenak ke dunia khayalan? "Saya ..." "Cukup! Aku bosan mendengar alasanmu." Dengan segala kuasanya terhadap Jiwon, Kyuhyun menyela ucapan Jiwon sesukanya dan setelah itu pergi begitu saja sambil menyeringai, tanda bahwa ia siap kembali membuat Jiwon kesal. "Sepertinya malapetaka akan kembali menimpaku. Aku bisa merasakan aura yang tidak enak dan meresahkan dari si Annoying Boss itu," gumam Jiwon, sambil terus menatap punggung Kyuhyun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN