Axel menerima telepon Clay. Tidak sabar ingin mendengar apa yang akan disampaikan oleh pria itu, tapi sayang kali ini Axel harus menelan kekecewaan karena Clay yang biasanya begitu gigih mengorek informasi kini harus menyerah kalah. “Sorry, Bro, kali ini gue angkat tangan karena orang yang jebak Aura pertama kali itu lihay banget sampe gue susah ngelacaknya. Belum ada hasil sampai sekarang!” keluh Clay, baru kali ini dirinya merasa gagal menjadi informan. Biasanya selalu berhasil! Bahu Axel melunglai mendengar ucapan Clay. Harapan satu-satunya seolah langsung dirampas begitu saja membuat Axel tidak memiliki siapapun lagi untuk diandalkan dalam melacak misteri pertama. Teka teki yang mempertemukannya dengan Aura. “Yakin nggak bisa diusahain, Bro?” tanya Axel masih mencoba bernegosiasi,

