Aura menepuk kedua pipinya yang terasa panas. Ucapan Axel masih terngiang jelas di benaknya meski pria itu sudah kembali ke apartemennya sejak tadi. Ucapan yang bagaikan mantra dan enggan pergi dari otak Aura. ‘Kamu hanyalah milikku seorang, Aura!’ Itulah ucapan Axel tadi. Ucapan yang membuat Aura langsung panas dingin dan salah tingkah! Si-al! Kenapa Axel sering sekali membuat Aura salah tingkah seperti anak remaja yang baru mengalami cinta monyet?! Apa pria itu memang memiliki keahlian khusus untuk membuat wanita bertekuk lutut di hadapannya? Tidak! Aura tidak boleh terlena! “Sadar, Aura! Mungkin benar Axel serius dengan ucapannya, tapi sampai kapan rasa cinta itu akan bertahan? Apalagi kalian belum mengenal karakter satu sama lain!” gumam Aura. Aura masih sibuk menenangkan hatinya s

