CINTA KEDUA 22 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara wanita yang kini menyandang ibu kedua hanya bisa menatap dalam diam. Entah kenapa ada nyeri mendengar kejujuran menantunya. Meskipun jawaban itu benar adanya, tetapi Nesha tidak perlu memperjelas lebih lagi dan mengakui tanpa sakit. “Sha ... kamu ngomongnya tidak usah begitu. Apa kamu tidak menganggap Ibu?” protes sang mertua. “Kamu jangan lagi bicara seperti itu, sekarang kamu punya Ibu dan Arfan. Kami akan selalu ada untukmu, menjadi pengganti rumahmu yang hilang,” ujar sang mertua sembari mengusap lembut punggung menantunya. Bu Peni benar-benar merasa malu melihat kedekatan Bu Maryam dan Nesha. Keduanya tetap saling menjaga di atas keadaan yang salah. Walaupun tidak membela dan juga menyalahkan, tetapi kehangatan penuh cinta

