Inside.

1001 Kata
  Di ruang kerja yang terletak di bawah kelap miliknya. Scott mengambil laporan dari anak buahnya. Lembaran kertas itu mengungkapkan segalanya. Hasil penyelidikan yang dilakukan Josh tertulis secara detail sejarah kehidupan Cerry-nya. Baris-baris di kertas menjabarkan semua informasi yang Scott inginkan.   "Ternyata Cerry awalnya tidak bersikap kekanakan, " guman Scott. Matanya tetap terpaku pada kertas di tangannya. Setelah selesai, dia menaruh kertas laporan itu pada meja.    Scott menyilangkan kakinya, tampak sombong dan tak tersentuh menjadi ciri khasnya yang menawan. Sudut bibit acuh tak acuhnya melengkung membentuk seringai mengerikan.   "Kerja bagus. Segera selidiki tentang Justine dan Evie. "   "Baik, lalu bagaimana dengan mereka, Tuan, " Josh menunjuk pada sekumpulan pria terikat dan berlutut di depan Scott. Keadaan mereka lebih mengenaskan dari binatang yang hendak disembelih.   "Seperti biasa, lakukan dengan bersih. "   "Baik. "   Scott melangkah pergi dari ruangan bawah tanah yang terletak di bawah kasino-nya. Tak lama suara tembakan dan jeritan putus asa terdengar di belakang punggung. Ia tidak terlalu perduli, inilah hukum di dunia hitam, menghabisi atau dihabisi.   "Jika dugaanku tidak meleset, aku menginginkan Cerry karena dia seolah tak ternoda oleh hitamnya dunia. " "Tapi sekarang aku mulai ragu setelah melihat riwayat hidupnya. "   "Cerry, Cerry... Aku tak menyangka jika permohonan pendosa sepertiku bisa terwujud. "   Pikiran Scott menari-nari antara kemungkinan yang satu dengan yang lain. Tindakan terakhir yang ia pikirkan adalah menghubungi Andrian, dokter keluarga yang setia terhadapnya. . . .   "Bibi? kenapa bibi duduk di situ? " dengan wajah polos Cerry bertanya pada Lely yang menggigil ketakutan. Ia nampak telah mengalami semacam trauma hebat.   "Tolong, jangan. Aku -aku menyesal nona. " Rintih Lely pada Cerry. Dia tidak tau jika yang muncul di hadapannya adalah Cerry yang murni. Bukan Cerry yang memiliki tumpukan dendam yang membara.   ''Bibi kenapa takut? apa ada orang jahat di sini...? " tanya Cerry.    "Jangan khawatir, Bi. Daddy sangat kuat, tidak mungkin orang jahat berani padanya. ''   "Ah suara mobil daddy! hore," teriak Cerry. Dengan menggendong boneka teddybear nya ia menyambut Scott dengan melompat -lompat.   Scott keluar dari mobil berwarna hitam metalik yang menjadi ciri khasnya. Mata tajamnya masih dengan awas dan tajam melihat ke arah anak buahnya yang berjaga di sekitar markas.   "Apa ada sesuatu? "   "Tidak tuan, nona dan nyonya Lely bermain dengan sangat bersemangat. "   "Hn. "   Scott sedikit ragu namun segera memutuskan untuk masuk ke markas. Tanpa ia duga Cerry melompat ke arahnya seperti koala.   "Kau merindukan daddy? "   "Sangat, " jawab Cerry dengan mata berbinar.   "Apa yang kau rindukan dari Daddy mu ini? "   "Aku rindu Daddy memberikan aku permen lalu main air bersama. Trus makan cake trus trus mmm, " Scott merasa jika jawaban Cerry mewakili ciri khas anak kecil. Insting menaklukkan layaknya hewan pemburu kembali berkobar.   "Daddy akan menemani mu bermain air. "   "Yey Daddy yang terbaik! "   Cerry mengoncang tubuhnya di pelukan Scott, gerakan yang menimbulkan gesekan di tempat yang tidak semestinya. Namun justru ketidakbersalahan Cerry seperti ini membuat Scott menyukainya.   Belum sempat Scott melewati dinding kaca yang memisahkan ruang tengah dengan kolam renang. Sudut mata Scott menangkap wanita tua yang menyedihkan. Dia meringkuk di sudut ruangan dan bergetar hebat.   Masih dengan posisi menggendong Cerry, Scott berjalan menghampiri wanita yang baru tadi pagi ia pekerjakan.   "Apa yang kau lakukan di situ? " tanya Scott. Matanya menyipit curiga pada wanita yang meringkuk di sudut ruangan.    Lely langsung mengangkat kepalanya, melihat jika Scott yang berdiri di depannya ia segera menangis, " Yuan saya tidak bisa bekerja di sini lagi. Tolong bawa saya keluar dari sini! "   "Daddy ~ dari tadi ia seperti itu. " Cerry menatap aneh wanita tua yang ketakutan itu.   Lely yang melihat Cerry bermanja-manja di gendongan Scott semakin bergetar.   Scott mengernyitkan dahinya, dia merasa jika wanita ini seperti menderita ketakutan yang luar biasa. Bukankah dia hanya merawat kelinci mungilnya.   "Pergilah, anak buahku akan mengantarkan mu. "   Scott memberikan tanda agar Josh masuk.   "Te - terima kasih tuan." Tanpa menoleh ke arah Cerry, Lely berlari menuju pintu keluar markas. Tapi Scott bukan manusia baik hati yang tidak mencurigai sesuatu yang aneh. Ia tidak akan melewatkan pertanda aneh dari Lely. Scott mengirimkan kode pada Josh untuk memeriksa kondisi markas saat dia tidak ada.   "Jika dia bertindak kurang ajar maka seperti biasa, bereskan dia. "   "Daddy ~ kapan kita bermain air? "Cerry mengerucutkan bibirnya karena cemberut.   "Baiklah sweety. "   Scott membawa Cerry ke tepi kolam, gadisnya itu langsung melompat masuk kolam. Tindakannya persis seperti pertama kali ia masuk markasnya. Terlintas ucapan Andrian saat ia menghubunginya tadi.   Sifat aslinya bisa jadi akan kembali sewaktu-waktu, hanya menunggu saatnya ia menginginkan mengambil alih tubuhnya...   Justine dan Evie?   Kebetulan aku menerima undangan dari mereka.   'Seandainya Cerry bertemu dengan dua orang dari masa lalunya, apakah ia akan kembali pada kepribadiannya yang sebenarnya?'   "Sweety-- kau ingin ikut Daddy ke pesta?"   "Pesta, apakah banyak mainan, makanan dady? "   "Tentu Sweety. Besok Daddy akan mengajakmu ke pesta keluarga Wood. "   "Yey makan makan. Cerry mauuuu. "   "Tapi jangan lupakan apa yang daddy ajarkan padamu Minggu ini, Sweety. Kau tau apa yang harus kau lakukan Sweety? "   Cerry berkedip, iris mata hijaunya bergulir ke kanan dan kiri seperti berusaha mengingat sesuatu. Akhirnya ia tersenyum lebar dan mulai berjongkok di hadapan Scott.   Kapan kau muncul Cerry...   Scott tidak sadar jika jiwa asli Cerry keluar karena kebutuhan untuk membalas dendam. Jiwa aslinya bahkan menjadi lebih kuat dan sedikit demi sedikit menekan jiwa Cerry kecil. Sayangnya ia keluar saat Scott sedang mengawasinya.   "Daddy...Lihat, airnya jadi harum. ''   "..."   Scott masih tidak mengatakan apapun. Dia mengawasi gadis yang bermain air dan menceburkan diri di dalam kolam Jakuzzi nya.   Akhirnya Scott memutuskan untuk memancing agar Cerry yang asli keluar. Dia berjongkok di depan Cerry dan mengatakan sesuatu yang membuat Cerry terkejut.   "Bersikap baiklah Sweety, besok kita akan menemui Justine dan Evie. "   Ucapan Scott menghentikan acara berenang Cerry. Dia membeku dan menatap Scott seakan tidak percaya.   'Ternyata, ini lebih cepat dari dugaanku, ' batin Scott.   Scott menduga jika sosok Cerry yang asli telah muncul. Dengan senang dia menarik tubuh Cerry hingga mendekat ke arahnya. Kedua jarinya menjepit dagu Cerry untuk menglihat matanya.   "Hello Cerry, senang berkenalan denganmu. "   'Shit...'      tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN