Amirah mengucek mata, dibangunkan oleh suara ramai obrolan dan tawa orang-orang di dalam rumahnya. Menggeliatkan badan yang terasa kurang enak di bagian-bagian tertentu. Melihat pada jendela, ternyata hari sudah sore. Amirah segera masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Kakinya sudah mendingan dan sudah tidak terlalu bengkak lagi. Hanya ia belum benar-benar berani menumpukan kekuatan pada kakinya itu, jadi masih berjalan pincang. Saat mau keluar kamar, setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Amirah merasa ragu-ragu. Mereka masih berkumpul di ruang keluarga. "Ayolah, Ki. Kita main bola di ladang. Abang sudah lama nih gak main." bujuk Ucok. "Nggak bisa, Bang. Kiki udah janji sama teteh, nggak main kalau kakinya belum sembuh." tolak Kiki. "Macem mana ini? Kalau tahu temp

