Dalam seminggu, Ian pontang panting menelusuri jejak masa lalunya. Ia menggali memori satu persatu tentang para perempuan yang pernah tidur dengannya. Hasilnya tertuang dalam selembar kertas. Ian pun ternganga. Ternyata, dirinya dulu sangatlah b******k! Kepercayaan dirinya anjlok. Ia seperti tidak punya muka lagi bertemu Kara, meski masih rajin mengirimkan bunga. Rasa frustasi memenuhi kepalanya. Ian tak punya mesin waktu untuk memutar masa ke belakang, lalu memperbaiki kesalahan. Ian meminjam beberapa informan yang biasa bekerja untuk ayahnya. Melalui tangan mereka, Ian mencari latar belakang dan informasi seputar para wanita yang pernah berkencan dengannya. Uang bekerja begitu cepat. Dalam beberapa hari,>Sisanya, hanyalah teman kencan satu malam, bahkan mereka tidak saling menge

