Bertemu Jasmine

1045 Kata
Hujan turun dengan lebat mengguyur Kota Jakarta ditengah gemerlapnya malam. Sebuah mobil melintasi jalanan yang cukup sepi akibat hujan, tepat ketika mata dari wanita yang mengendarai mobil itu menatap taman apartment tempatnya tinggal, dia melihat sebuah keranjang dan payung yang menutupinya. Alisnya bertaut, siapa yang tidak aneh jika melihat keranjang itu tertutupi payung seolah-olah memang sengaja ditinggalkan. Dengan perlahan, tangannya meraih payung yang dia siapkan didalam mobil lalu melangkah keluar. Oek!! Oek!! Matanya mendelik mendengar tangisan dari dalam keranjang itu yang semakin terdengar jelas seiring langkahnya yang kian mendekat. Tangannya meraih keranjang itu, terdapat seorang bayi yang saat ini sedang menangis. "Astaga! Gila yang buang bayi disini! Dia ga tau apa kalo bayi masih rentan!" rutuk nya menyadari kalau bayi yang dia temukan ini kedinginan. Dengan segera dia mengambil dan membawa keranjang itu ke dalam mobil. Dia menutup AC yang mengarah ke kursi disebelahnya. Dengan perlahan, dia menggendong bayi itu dan secara perlahan juga tangisan bayi itu mulai berhenti. "Anak manis, sekarang kita harus ke mini market dulu ya. Kita beli s**u kamu dulu." ujarnya dengan tangan kiri yang masih menggendong bayi itu berusaha memberikannya kehangatan. Tangannya menekan beberapa tombol angka di ponselnya, dia menelfon seseorang. "Halo, kak? Lo dimana?'" Mendengar suara diseberang, wanita itu menghela nafas. "Lo masih diluarkan? Beliin gw baju bayi, beliin aja tiga pasang. Nanti gw jelasin, suruh yang lain ke flat gw." ujar wanita itu yang langsung mematikan sambungan telfon. Mobil kembali melaju dan kini sudah terparkir di basement apartment yang sudah dia tempati sejak masih di bangku perkuliahan. Dengan santai, dia berjalan sembari menggendong bayi itu. Langkahnya menuju ke minimarket disana. "Selamat datang di Ind*mart, selamat berbelanja!" sapa kasir dan para pekerja disana. "Eh, Mbak Diana.. itu bayi siapa?" tanya salah satu pekerja. "Bayi saya, saya baru mengadopsinya." jawab wanita yang bisa kita panggil Diana. Diana Harrington, anak bungsu dari keluarga Harrington yang merupakan konglomerat asal Inggris. Dia memiliki darah Indonesia dari sang ibu yang berasal dari Solo yang merupakan putri dari keluarga pengusaha furnitur kayu dan kain batik. Memiliki satu kakak perempuan sebagai kakak pertama dan dua kakak laki-laki sebagai kakak kedua dan ketiganya membuat Diana menjadi anak kesayangan di keluarganya. Dengan begitu, dia pun mendapatkan jaminan fasilitas dan pendidikan yang mendukungnya hingga dia bisa seperti sekarang. Setelah beberapa menit dia mengitari minimarket, dengan segera dia mengambil tiga dus s**u bayi serta dua pack pampers, dan dua dot s**u untuk menunjang kebutuhan bayi yang dia gendong saat ini. Dia membayar semua belanjaannya lalu melangkah menuju lift. Apartment yang dia tempati saat inipun bukanlah apartment kaleng-kaleng. Sering dijadikan investasi oleh beberapa artis dan kalangan elit membuat apartment ini menunjang segala fasilitas dengan begitu baik. Gym, kolam renang, minimarket, foodcourt, taman bermain, penitipan anak, dan banyak lagi. Selain itu dalam satu lantai, hanya terdapat lima flat didalamnya juga satu ruangan yang bebas dijadikan apapun sesuai kesepakatan para pemilik flat di tiap lantai. Ting! Lift terbuka, Diana masuk kedalam dengan tangan yang penuh akan belanjaan dan bayi yang tertidur dalam dekapannya. Melewati beberapa lantai, akhirnya dia sampai di lantai 10. Lantai dimana dia menghuni satu dari lima flat dilantai itu. Saat sampai didepan pintu flatnya, dua pintu flat lainnya terbuka. "Ka Di, lo bawa bayi siapa?" tanya salah satu dari penghuni flat itu. "Bayi yang baru gw adopsi. Gw nemu dia di taman apart kita." jawab Diana. Keduanya memutuskan ikut masuk kedalam flat Diana dan membantu wanita itu membawa belanjaannya. Diana meletakan bayi yang saat ini sudah tertidur diatas sofa dan diawasi kedua sahabatnya. Yang tadi dia telfon bernama Elysa, lalu dua sahabatnya yang saat ini ada bernama Gwineth yang sering dipanggil Gwen dan Isabella, serta satu sahabat lainnya yang masih mereka hubungi bernama Rania. Kelimanya memang bersahabat sejak kecil karena mama mereka pun bersahabat. Background kelimanya yang merupakan putri dari keluarga konglomerat sering menyebut mereka sebagai circle emas. Diana yang bekerja sebagai pengacara muda dalam waktu cepat sudah bisa menyelesaikan banyak kasus yang membuatnya mendapatkan julukan 'The Killer Lady' karna semua argumentasi yang terucap dari mulutnya yang pedas membuat siapapun tidak bisa menghindar serta melawannya. Dia juga melakukan pekerjaan sampingan sebagai designer interior dan menulis beberapa cerita di platform online. Wajahnya yang merupakan perpaduan Inggris-Indonesia memberikan kecantikan padanya dengan manik mata coklat kehijauan dan bibir nya yang tebal. Rania Khaldi, sahabat yang seumuran dengan Diana terlahir dari percampuran darah Arab serta Semarang dari ibunya. Wajahnya manis dengan manik mata yang coklat amber. Bekerja sebagai manajer keuangan di perusahaan besar juga bisnis buket bunga yang dia miliki menambah pundi-pundi kekayaannya. Isabella Ivy Sawyer, putri dari keluarga Konglomerat Sawyer yang berasal dari Amerika membuatnya kerap dilirik oleh siapapun yang mengenalnya. Bekerja sebagai bidan di Rumah Sakit Aestheria Medika. Memiliki manik mata indah berwarna coklat hazel seperti Diana. Gwineth Citra Garcia atau yang sering dipanggil Gwen merupakan putri sulung dari keluarga Garcia dari Spanyol yang saat ini bekerja sebagai konselor pendidikan di Pendidikan Harmoni. Memiliki manik mata coklat tua seperti kebanyakan gadis di Indonesia. Dan sahabat mereka yang terakhir bernama Elysa Von Eisenberg. Putri bungsu di keluarga Eisenberg dari Jerman yang saat ini bekerja sebagai pemilik dari Event Organizer bernama Euphoria Event memiliki manik mata coklat amber. Tok! Tok! Gwen membukakan pintu flat, terlihatlah ada Elysa yang membawa satu goodybag masuk kedalam. "Akhirnya lo dateng juga!" sambut Diana yang langsung mengambil barang bawaannya. "Sekarang bisa jelasin ke kita ga kenapa lo bawa bayi?" tanya Elysa. "Nanti, tunggu Rania balik dulu. Kalian udah nanya dia dimana?" tanya Diana yang dijawab anggukan Isabella. "Dia bentar lagi sampai." jawabnya. "Okay, gw mau bikinin s**u dulu buat nih bayi." sahut Diana. Sesaat setelah Diana membuatkan s**u untuk bayi itu, pintu flat kembali diketuk. Elysa membukanya dan langsung mengajak Rania yang baru datang itu duduk diruang tamu. Rania tidak kalah terkejut melihat kehadiran bayi disana. "Okay, jadi biar gw kasih tau ke kalian. Gw nemuin bayi ini di taman apart. Gw bakalan ngerawat anak ini, gw masih nyari apa ada peninggalan orangtuanya tapi ga ada, kayaknya emang sengaja dibuang." ujar Diana membuat keempat sahabatnya menghela nafas. Isabella yang memang seorang bidan segera menggendong bayi itu dan mengeceknya. "Perkiraan sih ini dia baru tiga bulan." ujarnya. "Okay, kita tetapin aja tanggal lahirnya sekarang tapi bulannya dari tiga bulan lalu!" ide Rania yang disetujui mereka berlima. "Terus namanya?" tanya Gwen. Diana tersenyum, "Jasmine. Jasmine Harrington." jawab Diana dengan senyuman lebar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN