Penyelamat

1554 Kata

Diana P.O.V Panas Jakarta sedikit mereda saat jarum jam tanganku menunjukkan pukul sebelas lewat empat lima. Aku memutuskan untuk tidak kembali ke kantor lebih dulu. Setelah drama di ruang sidang tadi, aku butuh waktu untuk menenangkan diri. Sekadar duduk, menikmati makan siang tanpa debat, tanpa tatapan sinis, tanpa tekanan. Dan ini rasanya mewah sekali. Aku memilih salah satu kafe kecil bergaya vintage tak jauh dari PN Jakarta Barat. Tempat ini cukup tenang, interiornya didekorasi dengan dinding batu bata, rak buku, dan alunan jazz klasik mengalun pelan. Aku duduk di dekat jendela, memesan pasta pesto dan iced latte. Beberapa pengunjung sempat melirik saat aku masuk, mungkin karena masih mengenakan outfit kerja lengkap. Tapi aku tak terlalu peduli. Dunia di luar kafe ini bisa menunggu.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN