Aldrich mengetuk-ngetuk meja didepannya sembari matanya terus menatap Aluna, hingga yang ditatap pun merasa jengah sendiri. sedari tadi mereka tidak ada yang berbicara dan itu membuat Aldrich bosan sedangkan Aluna nampak tenang dan santai di keheningan ini
"Bisa berhenti menatapku?" Kesal Aluna
Aldrich terkekeh, merasa lucu melihat kekesalan Aluna. entah mengapa akhir-akhir ini ia sering menatap Aluna yang mana sering membuat jantungnya berdebar tanpa alasan
ini aneh. Tidak mungkin ia menyukai Aluna kan?
Secara umur mereka terpaut sedikit jauh dan ditambah Aluna adalah adik dari sahabatnya yang jelas tidak akan merestui jika hubungan mereka. Jika itu memang terjadi
"Mengapa pesanan kita lama sekali datangnya?" Gumam Aluna
Jujur saja ia kurang nyaman duduk berdua saja dengan Aldrich. Jika saja perasaan anehnya tidak terlalu mendominasi, mana mau ia mengajak Aldrich pergi berdua saja
Sejak William memperingatinya, perasaannya semakin tidak tenang. Siapa yang akan datang pada mereka? Ia hanya takut kedatangan hal itu mengancam nyawa orang-orang tersayangnya
Dan bukannya ia tidak tau juga jika sejak beberapa hari yang lalu, Aldrich mulai sering mengawasinya ketika mereka sedang bersama
Entah apa maksudnya, tapi Aluna hanya takut akan keselamatan hatinya. Biar bagaimanapun Aldrich itu pria yang tampan dan mapan, semua yang melihat sudah pasti akan menyukainya dan Aluna takut merasakan hal itu juga
Walaupun ia menganggap Aldrich sama seperti kakaknya, tapi tetap saja. Beberapa menit kemudian makanan mereka tiba, Aluna yang hendak memasukkan makanannya ke dalam mulut harus terhenti karena pertanyaan yang dikeluarkan orang didepannya
"Jadi Aluna, apa yang mau kamu bicarakan?"
Aluna mendengus sebal, mengapa tidak dari tadi bertanyanya? Mengapa saat makanan tiba?
"Bisa kita makan dulu kak?" Tanya Aluna
Aldrich menganggukkan kepalanya sembari menahan senyumannya
Sial! Apa yang terjadi padanya?
Tanpa alasan ia ingin menganggu Aluna.
Aluna menatap Aldrich lama, memikirkan rencananya yang sedikit tidak pasti. Mencari gadis indigo itu sulit, apalagi kebanyakan mereka menutup diri atau merahasiakannya.
"Ayo kita pulang sekarang." Ajak Aluna sembari berjalan meninggalkan Aldrich yang mengernyitkan dahinya
Jadi, mereka kesini hanya untuk makan?
Brukk
Aluna yang berjalan cepat dan menunduk tidak sadar menabrak seseorang didepannya. Aldrich yang melihat itu pun segera mendekati Aluna
"Kamu tidak apa-apa Al?" Tanya Aldrich
Aluna meringis sembari menggelengkan kepalanya. Lalu tatapannya tertuju pada orang yang ia tabrak
matanya membulat kaget
"Kak Elena?"
Sedangkan yang dipanggil pun sama terkejutnya dengan Aluna
"Aluna?"
"Kamu nggak papa kan?" Tanya Elena
Aluna menggelengkan kepalanya
"Maaf kak, aku nggak sengaja nabrak kakak." Ujar Aluna
Elena tersenyum sembari mengusap kepala Aluna, kebiasaannya ketika melihat Aluna tengah tidak enak pada sesuatu
"Santai aja, Al. Eh iya, kamu mau pulang?" Tanya Elena
Aluna menganggukkan kepalanya, lalu seolah ia teringat sesuatu. Ia segera menatap Aldrich yang juga tengah menatapnya
lalu senyumnya tiba-tiba terbit
"kak, perkenalkan ini kak Aldrich kakak aku dan kak Aldrich perkenalkan ini kak Elena kakak tingkat aku." Ujar Aluna
Elena tampak menatap Aldrich, lalu mengernyitkan dahinya pelan. "Ayo kakak antar kamu pulang Al." Ajak Elena tiba-tiba membuat Aldrich mengernyitkan keningnya
Apa-apaan perempuan ini? Bukankah sudah jelas kalau Aluna bersamanya? Mengapa malah menawari Aluna untuk pulang bersama?
"Eh, nggak usah kak. Terima kasih." Ujar Aluna sembari tersenyum
Sepertinya Elena melihatnya
"Beneran? kamu nggak merasa sesek deket sama kakak kamu. Auranya jahat loh Al, aku aja rasanya sesak gini." Ujar Elena ragu
Aluna terkekeh pelan
"Udah biasa kak." Balas Aluna tenang
"Kamu nggak coba bawa kemana gitu?" Tanya Elena
Kerutan di dahi Aldrich semakin dalam karena tidak mampu menangkap maksud dari perkataan dua perempuan didepannya
"Udah kak, tapi sulit." Jawab Aluna
"I see. Kelihatannya emang sulit. Jelek lagi wajahnya." Ujar Elena sembari menganggukkan kepalanya
Lalu, seakan ada sesuatu, Elena mendadak mendekat ke Aluna. Perasaan Elena benar-benar tidak nyaman
"Yaudah, aku duluan ya." pamit Elena sembari berjalan cepat menjauh dari mereka
Aluna yang melihat itu pun segera tersenyum lebar
Aluna menemukannya!
Jodoh untuk Aldrich sudah ia temukan!
Haruskah ia berbangga hati sekarang?
Lalu tanpa diduga, Aluna menggenggam tangan Aldrich dan menariknya pergi
"Ayo pulang."
Tanpa ia sadari, ada yang menatap mereka sembari menyeringai jahat