Bab 2 Kok kamu tahu?

1023 Kata
"Akh...aku bisa gila kalau diapit dua lelaki yang satu kayak mayat hidup, yang satunya lagi kayak radio berjalan!" dengus Greta dengan gerutu dalam hatinya. Ia merasa hari itu benar-benar sial. Hingga tepat saat makan siang. Greta yang memang belum akrab dengan senior yang lain pun hanya bisa ke kantin kantornya seorang diri. Namun saat ia tengah melewati koridor sepi. Terlihat Kenzo tengah berlari mengejar menuju kearahnya. Saat itu jelas Greta melihatnya. Namun ada Bu Dian yang tengah menyetop Kenzo disana. Membuat Greta segera menuju ke pintu tangga darurat saat itu. Gadis itu lalu menutup pintunya rapat-rapat disana. "Akh...sial! sampi kapan aku harus menunggui disini? akh...kapan dia perginya sih?" gerutu Greta saat itu. Hingga ia terlihat membuka sedikit pintu itu untuk mengintipnya disana. Namun tiba-tiba pintu yang ia buka sedikit itu terdorong menutup kembali. Hingga ia tidak bisa melihat dari celah pintu itu tadi. "Hei kau!" ucap Greta dengan suara kerasnya, sembari menoleh menatap kearah belakangnya yang lagi-lagi membuat ia tersentak kaget bukan main. Jantungnya berdegup kencang tidak karuan saat itu. Saat ia merasa sesak karena kurungan kedua tangan lelaki di depannya. Fabian, ya lelaki itulah yang tengah menutup paksa pintu yang menjadi sandaran punggung Greta saat itu. "Apa yang kamu lakukan?!" ucap Greta pada Fabian, namun nyatanya lelaki itu malah mendaratkan ciumannya di bibir Greta. Membuat Greta terdiam di tempatnya. Gadis itu terbuai untuk sesaat dan setelah ia tersadar, Fabian sudah pergi dari hadapannya. "Hya! kenapa harus menciumku? haaah...kenapa harus mengambil ciuman pertamaku? dasar laki-laki m***m! laki-laki tidak berperasaan!" ucap Greta dengan teriakannya yang lalu membuka pintu ruangan tersebut. Ia tidak jadi pergi menuju ke kantin meski perutnya tengah keroncongan disana. Ia kembali ke tempat duduknya semula. Hingga beberapa saat terlihat semua staf kantor yang berada di satu ruangan dengannya mulai berdatangan dan kembali ke tempat duduknya masing-masing untuk melanjutkan pekerjaannya. "Gret...aku nungguin kamu di kantin loh, kenapa nggak datang-datang sih? kamu lagi diet ya? nih aku bawakan makanan buat kamu!" ucap Kenzo dengan senyum ramahnya disana. "Akh...aku lagi sakit perut tadi, makanya nggak ke kantor, lagian aku tadi dihadang ulat bulu." Ucap Greta pada lelaki itu. Namun tatapannya tajam menatap sejurus kearah Fabian. "Kenapa? Fabian yang naruh ulat bulunya?" tanya Kenzo lagi yang penasaran di buatnya. Dan di balas Fabian dengan tatapan tajam ke arahnya. "Kalian saling kenal?" tanya Greta lagi yang ingin tahu. "Ya...kami dulu satu SMA Gret...dan dia juga kenal kakak aku kok." Ucap Kenzo yang makin membuat Greta mengkerutkan kedua alis serta dahinya. "Ini kebetulan yang membingungkan! benar-benar membingungkan." Ucap Greta pada dirinya sendiri. "Akh...makasih ya makananya, pasti aku makan kok." Ucap Greta lagi pada lelaki itu. Dan di balas Kenzo dengan senyumanya. "Kamu harus beri aku alasan atas tindakan pencabulanmu tadi!" ucap Greta yang ia tulis di kertas tempel dan ia tempelkan di lengan tangan Fabian saat itu. Fabian yang melihatnya pun langsung mengambilnya dan membacanya. Ia hanya menyunggingkan sedikit senyuman di separuh bibirnya saja saat itu. Namun hingga jam kantor usai, Fabian juga tidak memberikan jawaban pada dirinya, lelaki itu hanya mengacuhkannya saja. Bahkan kertas tempel yang Greta berikan tadi tidak ada dimana-mana. "Lelaki itu maunya apa sih? dia yang menciumku, namun tidak meminta maaf padaku! dia kira aku apaan!" gerutu Greta lagi dengan dengusan kesalnya. Hingga Kenzo mendekat kearahnya. "Ayo aku antar pulang!" ucap Kenzo pada Greta. "Oh...nggak perlu repot-repot Ken...aku bisa pulang sendiri." Ucap Greta dengan jujurnya. Namun Kenzo tidak mau tinggal diam. Lelaki itu segera menarik lengan tangan gadis itu dan mengapitnya. "Pokoknya aku mau pulang denganmu Gret..." ucap Kenzo dengan paksaannya. "Eh...Ken...nggak gini juga! lepas deh..." ucap Greta dengan sebalnya. Lalu datanglah Fabian disana, lelaki itu segera mencekal tangan Kenzo dari lengan Greta, membuat Kenzo melepaskannya saat itu. "Apa yang kamu lalukan Bian?" ucap Kenzo disana. Namun lelaki itu lagi-lagi tidak berbicara, ia hanya membawa Greta pergi dari sana dengan menarik satu pergelangan tangan gadis itu. Keduanya berlalu begitu saja dari hadapan Kenzo. Saat itu Kenzo tahu jika tatapan mata Fabian sangat menikam, dan ia teringat saat beberapa tahun yang lalu, saat keduanya masih duduk di bangku SMA, dimana Fabian belum menjadi seorang yang pendiam seperti itu. "Akh...sudah lah...mungkin aku salah lihat!" ucap Kenzo dalam hatinya. Sedangkan Greta, gadis itu menurut begitu saja saat Fabian menariknya dengan paksa dan masuk kedalam lift yang ada di ujung koridor. "Lepas! apa-apaan sih kamu ini Fabian!? kamu jangan memperlakukan aku seperti ini. Siapa yang mau kamu perlakukan semaumu seperti ini! nggak Fabian...aku nggak mau!" ucap teriakan dan bentakan Greta pada lelaki itu. Sembari satu tangannya melepas paksa seakan menghempas tangan Fabian saat itu hingga pegangan tangannya lepas. Membuat Fabian terkejut disana. "Ya...kau tidak tahu apa-apa! harusnya kau jauhi Kenzo!" ucap Fabian dengan suara lantangnya. Barulah saat itu Greta dibuat melongo menatap kearah lelaki yang satu lift dengannya. "Kamu bisa bicara juga ternyata?" ucap Greta pada lelaki itu. Namun Fabian kembali diam disana. "Tidak! tidak-tidak! aku tidak boleh senang hanya karena dengar lelaki ini bicara! dia yang melecehkanku tadi!" ucap dalam hati Greta saat itu. "Tunggu! kamu tadi menciumku kenapa? dan kenapa kamu tidak meminta maaf padaku?" tanya Greta lagi pada lelaki itu. Saat itu Fabian menoleh menatap kearahnya. "Karena aku suka! kenapa aku harus minta maaf jika aku menyukainya!" ucap jawab Fabian begitu saja. Lalu pintu lift itu terbuka dan Fabian keluar dari dalam lift, meninggalkan Greta sendirian mematung di tempatnya. "Hah...suka dia bilang? melecehkanku dia bilang suka? dia gila apa gimana sih!?" ucap Greta dengan gerutunya, hingga pintu lift hampir tertutup kembali dan Greta segera menghadangnya dengan satu tangan lalu keluar dari dalam lift tersebut. "Akh...benar-benar tidak bisa di percaya, di hari pertama masuk kerja, sudah kehilangan ciuman pertamaku. Akh...semoga tidak ada sial di kehidupanku selanjutnya!" ucap Greta dalam hatinya sembari berjalan pulang menuju ke tempat kost nya. Saat itu Greta mampir ke warung pinggir jalan untuk membeli makan malam, warung itu dekat dengan tempat kostnya, namun saat ia masuk kedalam, rupanya Fabian sudah ada disana dan sudah memesankan makanan untuknya. "Sini!" ucap Fabian yang memanggil Greta saat itu. Dan entah mengapa gadis itu datang ke arahnya dengan patuh. "Nih...makan!" ucap Fabian sembari menyodorkan makanan yang masih panas di depannya. "Kamu tahu aku mau mampir ke warung makan ini hah?" tanya Greta pada lelaki itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN