Sean sampai di rumah kedua orang tuanya. Mungkin hatinya sudah menjerit dan meronta ingin segera menemukan istrinya. Namun istrinya itu mungkin saja tak akan pergi meninggalkannya jika ibunya tak memberinya surat perceraian itu. Sean tak memperdulikan mobil-mobil mewah yang berjejer rapi di halaman parkir rumahnya. Sean tahu jika mungkin saat ini rumahnya itu tengah kedatangan banyak tamu. Tapi sungguh, Sean sama sekali tidak perduli. Ia ingin mendapatkan penjelasan dari ibunya. "Bunda!" Suara menggelegar milik Sean itu seketika mengheningkan ruang tamu rumahnya. Suara percakapan yang sayup-sayup ia dengar saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah itu hilang entah kemana. "Ocean! Ada apa kamu teriak-teriak begitu?" Maharani menghampiri Sean dengan matanya yang hampir keluar

