Sean dan Lea sudah sampai di unit apartemen mereka. Sean segera menuju ke meja bar yang ada di dapur apartemennya untuk memakan makanan yang tadi di belinya di perjalan pulang. Sementara itu, Lea lebih memilih duduk di depan televisi dan menatap lurus ke acara televisi yang sebenarnya tak sama sekali ia perhatikan. Pikirannya mulai sibuk berkelana sejak ia menginjakan kakinya masuk ke dalam apartemen. Lea sudah memutuskan dan keputusannya sudah bulat. Banyak orang yang sudah menasehatinya dan mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuknya bertindak. Sean menghampiri Lea. Pemuda itu mengisi sisi sofa yang kosong. Tak ada yang berbicara diantara mereka. Hanya suara tawa yang terdengar dari televisi. Suara yang seakan-akan tengah menertawai mereka. "Sean." Lea akhirnya membuka suarany

