Tetes hujan yang turun membasahi bumi kian menderas. Tak terasa, sekarang sudah kembali pada bulan-bulan musim hujan. Hampir setiap hari langit menumpahkan tangisnya. Bara kini sedang terduduk di kursi balkon kamar miliknya. Asap rokok yang mengepul di udara menemani pria itu dalam kesendiriannya. Dia sudah lama tidak menghisap nikotin itu lagi. Namun, entah kenapa malam hari ini Bara ingin menikmatinya. “Merokok, boy?” Seketika Bara menoleh ke arah pintu balkon dan menemukan ayahnya yang kini sedang melangkah mendekati dirinya. “Yes, Dad. Sorry, stress.” “It’s ok. Kadang kita perlu sesuatu untuk melepas stress.” ucap Jerrick sembari menduduki kursi di depan putranya. “Masalah pekerjaan? Dad bisa bantu kalau kamu merasa berat.” Bara memajukan badannya dan menekankan rokok yang ma

