TWENTY-FOUR: HOMETOWN

1802 Kata

"Aman, boy?" tanya Wisnu begitu Ditya kembali bergabung di tengah mereka. Kali ini, mereka sudah kembali ke ruang keluarga. Ditya menaik turunkan bahunya, tak yakin. "Kenapa?" tanya Wisnu lagi. "Bundanya Nadine kelihatan datar gitu, Dad. Jadi ga plong." "Makanya kalau mau melamar anak gadis orang ya kulonuwon dulu sama keluarganya. Ini Daddy aja ga tau bakalan ada live streaming kayak tadi." Ditya mencengir. "Itu berarti kamu tidak melibatkan orang lain dalam keputusan yang memengaruhi mereka. Masalahnya Nadine itu anak rantau, ga tau apa-apa tau-tau dilamar tuh gimana perasaan orang tuanya menurutmu? Hal bahagia malah jadi bikin sedih. Ibunya sudah kenal kamu?" Ditya menggeleng. "Kamu tuh benar-benar ga sabaran! Improve your self-control!" "Iya, Dad." "Lalu apa rencana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN