Dirga dirawat di rumah sakit, informasi itu didengar oleh Ryan saat tidak sengaja mendengar percakapan ayahnya dan ayah Dirga. Ryan penasaran dan mendekat untuk mencuri dengar percakapan ayahnya lebih lanjut. Bukannya Ryan menyukai kelancangannya, tapi ia tidak bisa membiarkan angkara sang ayah terus mendera adik semata wayang. Sehingga akan menjadi sumber lara satu-satunya saudaranya. "Oh jadi dia kesulitan keuangan?" nada ayahnya segera menjadi dingin ketika bicara di telepon. Harta adalah kiblatnya, kemiskinan adalah kebencianya. Egonya tidak akan berubah karena simpati maupun iba. 'Karakter ayah benar-benar tidak berubah,' batin Ryan. Sedetik yang berlalu, cukup untuk menyulut amarah ayahnya. Suara Safani segera meninggi, membuat Ryan semakin penasaran dengan topik yang ia bicaraka

