Pintu kamar tertutup. Rei melompat ke ranjang dan menenggelamkan wajahnya ke bantal. Ia tahu kalau sikapnya tadi sangat konyol padahal dia bukan remaja lagi. 'Sungguh memalukan. ' Rasanya ia ingin menenggelamkan diri saat mengingat kelakuannya yang pamer otot pada Naia, lalu berpura-pura bertingkah polos. Dia bahkan tidak malu berpose seksi agar Naia semakin tertarik padanya. 'Astaga, aku ternyata bisa bertingkah seperti itu... Tsk wajahku tidak berhenti memanas,' gerutu Rei. Entah sejak kapan ia menjelma menjadi seseorang yang ingin menaklukan wanita. Yang paling penting ia tidak tahu kapan ia mulai menjelma menjadi kekanakan seperti ini. Semua itu karena Naia membuatnya menjadi seseorang yang bukan dirinya. 'Ya bukan salahku. Semua salah Naia yang terlalu polos dan imut,' batin Rei

