Dave tersenyum penuh kemenangan saat ia menangkap sekelebat kabut di sepasang mata hazel milik gadis di depannya; itu pertanda gairah. Dave mengangkat dagu Charlotte dengan tangannya yang tadi merengkuh pinggang gadis itu. “Apa aku sudah pernah mengatakan padamu kalau kau sangat menggoda?” Charlotte membanting tumpukan kertas ke atas mejanya dengan frustrasi. Setiap hari ia mengerjakan tugas-tugasnya, tapi tumpukan kertas yang berada di atas mejanya bukan berkurang justru semakin tinggi. “Kalau mereka bisa bicara, mereka akan mengamuk padamu.” Suara Dave datang dari belakang Charlotte. Pria itu membawa jus apel kalengan di tangannya. “Cobalah untuk sedikit rileks. Tidak ada salahnya menerima undangan makan malamku...” pria itu mengungkit undangan makan malam yang sudah hampir ke-10 ka

