Naya menyiapkan pakaiannya ke dalam ransel. disampingnya mbah akung memperhatikan, sambil menanya-nanya alat-alat yang Naya bawa buat apa.
"Gini-gini mbah pandu loh. dulu namanya pandu"kata mbah akung dengan bangga.
dibilang walaupun mulutnya pedas dia itu sangat bangga dengan Naya karena kegiatan sekolahnya yang beraneka ragam. Terakhir dia mewakili orang tua Naya menerima penghargaan atas juara umum yang didapati Naya disekolah. sebagai hadiahnya Naya dapat ijin ikut Jambore Daerah selama sepuluh hari di Buperta.
"Uang jajannya ga banyak yang dikasih Om Erwan. nanti Naya irit-irit ya Nay"kata Mbah akung.
"tenang mbah, disana ga ada tukang dagang. Anggota Naya orang kaya semua, cemilannya banyak, pasti Naya kecipratan" jawabnya sambil nyengir.
diusapnya kepala Naya. ini yang membuat semua orang semangkin sayang. Naya tak pernah mengeluh. sudah diijinkan pergi adalah hal yang luar biasa. mengingat usaha mbah uti perlu banyak bantuan tenaga.
...
"Nay, ambil kegiatan bakiak aja. ga usah flyjng fox. serem tau"kata ivan menasihati
"kmu uda coba van" Naya balik bertanya.
"belum si, tapi uda lihat. serem tau. pohonnya tinggi"jelas ivan.
dengan menggeleng Naya berlalu melewati ivan. apa yang seru kalu tidak dicoba semua kegiatan. batin Naya
...
Naya mengencangkan safetybelt di pinggangnya sebelum penjaga pos memanggilnya.
"uda siap Naya" seru penjaga pos.
"siap ka". jawabnya sambil memegang mulai meniti kayu-kayu yang ditancapkan kepohon untuk pijakan naik ke atas pohon Mahony yang besar.
setelah siap diatas tempat meluncur. Naya baru kaget ternyata tinggi juga dia memanjat. dia sudah memegang erat pegangan yang menggatung sebagai alat untuk dia meluncur.
"siapkan" seru penjaga.
belum siap Naya menjawab. tubuhnya sudah di dorong meluncur
"aaaaaaahhhhh, ibuuuuuuuuuuu....."
teriak Naya takut. Dan.... Naya pun meluncur cepat ke bawah pohon. Kebiasaan Naya kalu takut. pasti memanggil nama ibunya.
ivan tertawa melihat Naya dibawa.
"aku bilang apa. seremkan"sindirnya.
"hmmm.." jawab Naya yang masih syok.
"kapok ga" tanya ivan yang sekarang membantu Naya membuka safetybeltnya.
" kapok van" jawabnya lemas.
....
Hari berikutnya Ivan dan Vandi berlari menghampiri Naya di tenda perempuan.
"Naya, Naya kamu sekelompok sama kita yuk main di danau. jangan yang nangkap bebek. cape ngejarnya. kita yang balikin perahu karet sama naik kano aja" vandi dengan tidak sabar membuka peta kegiatan hari itu. Naya yang sedang sarapan alakadar mie rebus dengan telor dadar dan sedikit nasi itu hanya mengangguk.
Tenda putra dan putri memang terpisah. dan kegiatan pilihan bebas dipilih. hanya kegiatan berkelompok mewajibkan peserta membaur dengan peserta dari wilayah lain baik putra maupun putri. karena ivan, vandi dan Naya satu sekolah, mereka sengaja bareng biar ga repot repot cari peserta yang mau sama- sama satu kegiatan, mengingat banyak pilihan menarik lainnya di acara tersebut.
...
setelah meneguh segelas air putih. Naya pun bangkit. "ayuk" katanya sambil mengangguk ke arah Ivan dan Vandi yang sedang mengunyah kacang kulit dari meja sarapan.
mereka pun berjalan ke arah danau yang sudah sangat ramai. Lalu berbaris menyerahkan kupon bermain dan memakai pelampung. sambil berbaris Naya dan teman-temannya melihat orang- orang yang telah lebih dahulu selesai. seru sekali.
saat diatas perahu karet pendamping acara menjelasjan berat perahu karet dan kedalaman danau yang 9 meter. memastikan peserta bisa berenang semua. lalu menginstruksikan cara membalikan perahu karet yang dibuat terbalik oleh pendamping acara.
"ok, siap-siap silakan turun ke air"kata pendamping setelah perahu sudah ditengah-tengah danau.
"ka, kaki saya kram ka" ujar salah satu peserta perempuan
" bawa ke tepian. ada temennya tidak."jawab pendamping. akhirnya peserta itu ditarik dengan berenang ketepian oleh tiga orang temannya. alhasil dari sepuluh peserta 5 putra dan 5 putri yang sudah di dalam danau, hanya tersisa Naya seorang putri dan 5 lainnya putra termasuk ivan dan vandi. saat ini Naya dan peserta lainnya berenang dengan memegang tali pada perahu karet yg terbalik agar tidak terbawa angin ke tepian danau.
"ok, siap membalik kan perahu" kata pendamping.
"siap ka" kompak peserta.
"hitung sama-sama." perintah pendamping.
"satu, dua, tiga" peserta berteriak sambil menepak pinggiran perahu ka atas. sehingga posisi perahu kembali bisa dinaikan.
"yeah berhasil"teriak peserta
saat peserta mulai naik perahu satu-satu hujan turun disertai angin ysng lumayan besar. saat Naya naik 4 peserta putra sudah diatas perahu menarik tangan dan badannya. satu peserta masih diair mendorong kaki Naya ke atas perahu. sementara perahu bergoyang-goyang ditiup angin.
"ayo Naya sedikit lagi" kata ivan yang matanya menyipit menahan hujan.
"iyaaaa" kata Naya yang menghentakan badannya ke atas perahu.
akhirnya Naya sampai ke atas perahu. lalu peserta terakhir dibantu semua peserta naik juga. setelah semua peserta naik. ke empat peserta memegang dayung untuk mendayung ketepian.
" Naya, arahkan ke tepian" teriak vandi yang bercampur suara hujan.
" iya, tapi agak bingung ni. tepi sebelah mana. agak berkabut soalnya." jawab Naya sambil memutar-mutar kepala.
"Itu Nay, ada lampu-lampu kedip-kedip. tepian itu tadi kita berangkatnya"
"ok, laju kiri, lais kanan" teriak Nay memberi komando.
....
akhirnya sampai juga ditepian. Dengan menggigil ivan dan vandi membantu Naya turun dari perahu. setelah mendapatkan cap kegiatan. mereka kembali ke tenda masing- masih.
......
Setelah upacara penutupan yang ditutup oleh gubernur. Naya mengelus tiska tanda usai kegiatan yang disemat di seragamnya. senang sekali. bangga dan suka karena bentuk tiskanya indah. lalu dia rapi- rapi ransel dan perlengkapannya yang sebenarnya tidak terlalu banyak yang dirapikan. Naya tipe yang merapikan selesai pakai. agar barangnya tidak tercampur atau tertukar dengan barang- barang temannya. kan satu tenda ada dua belas peserta. belum lagi ada dua kaka pendamping tenda. terlalu banyak orang. repot kalau barangnya ada yang hilang.
setelah patok dan tenda dirapikan mereka pun naik bus untuk pulang ke sekolah. dari sekolah baru Naya berjalan kaki kerumah Mbah uti. hah lelah sekali setelah sepuluh hari.batin Naya