Mata Pink yang terpejam terbuka perlahan. Ia menatap nanar pada langit-langit kamar yang berwarna putih dan luas itu. Ia mengedipkan matanya sekali dengan perlahan. Pikirannya mulai terbesit banyak hal yang membuatnya tidak mengerti. Pertemuannya dengan Bintang dan juga Martin tentu saja pertemuan yang tidak mungkin bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya. Pertemuan itu yang membuatnya berlari dari orang yang entah siapa dan entah menginginkan apa dari gadis yang tak tahu apa-apa seperti dirinya. Pink menghela nafas sejenak. Ia memejamkan matanya lagi dan kemudian menoleh pada Bebi yang terlelap dengan nyaman. Pink lalu melihat ke arah jam dinding yang menyala dalam remang-remang kamar itu. Kala itu masih dini hari pukul 3 pagi. Pink lalu bangkit dan bergerak perlahan agar tida

