CINTA

1571 Kata

Tok… tok… tok.. “Masuk” Raimas malas. “Lagi apa?” Raimas terperanjat. Bukan suara ibu. Ia membalikan badannya. “Kakak udah pulang? Masih jam kantor lho ini, masih tiga puluh menit lagi jam pulang, belum dari kantor ke sini lumayan lho jaraknya, kabur ya? Ish ish bukan karyawan teladan” Raimas nyeroscos, sementara suaminya nyelonong masuk begitu saja dan ikut membaringkan diri disebelah istrinya. “Yah gitu, kalau ada acara-acara kadang ikut gak jelas kerjaannya, dan juga lagi gak banyak kerjaan. Lagi pula aku kangen sama istriku.” Perih. Hati Raimas terasa perih. Seharusnya ia bahagia mendengar kata rindu dari suaminya. Entah. Ia pun tak tahu dengan perasaan perihnya ini. Apakah perasaan menerima Ibnu tetapi masih ada Indra, atau perasaan yang tak bisa menerima Ibnu dan akan tetap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN