2

1378 Kata
"mamaa"sapa Aslan dengan suara yang sedikit keras. "jangan keras-keras dek, nanti ganggu pasien lainnya" tegur Kanzie yang berjalan di belakang Aslan bersebelahan dengan Deva. "duhh...bujangnya mama udah dateng, sini sayang" panggil Selena merentangkan tangannya. "i miss you mama" ucap Aslan, lalu memeluk Selena. "miss you too" balas Selena mengelus kepala Aslan. "dedek mana mama?" tanya Aslan. "itu, sama Aydin" ucap Selena menunjuk Aydin yang tidur di atas brankar Selena sambil memeluk bayi laki-laki yang bernama Kenzo. "awas dek, gantian ihh" ucap Kanzie menarik kerah Aslan kebelakang. "heh kalian ber-tiga" panggil Xavier yang baru keluar dari kamar mandi membuat Kanzie yang susdah berancang-ancang memeluk Selena menghentikan gerakannya. "masih bau kringet, banyak kuman, udah mau peluk-peluk mama? Mandi dulu, ganti baju" tegur Xavier sambil menyingkirkan ke-tiga bujang dari hadapan Selena. "siapa yang mau duluan?" tanya Deva menatap kedua saudara laki-lakinya yang juga saling menatap. "sstt...ssttt.." kode Kanzie kepada Deva sambil melirik Aslan. Deva yang tau kode dari Kanzie hanya menganggukkan kepalanya lalu menatap datar Aslan. "fine, I'll go first" jawab Aslan dengan kesal, membuat Selena dan Xavier tersenyum. "sini kak, duduk di sebelah mama" ucap Selena menepuk sisi kanan dan kirinya. "mah, sakit nggak?" tanya Deva halus. "sakit, tapi lega pas dedek udah keluar" Jawab Selena sambil membawa kepala Kanzie dan Deva ke pundaknya. "kalian udah makan?" tanya Selena sambil memainkan pipi Kanzie dan Deva. "belom ma" jawab Deva sedangakan Kanzie hanya menjawab dengan gelengan kepala. "kebiasaan, sana ikut papa beli makan di luar, mama nggak bisa masak dulu." ucap Selena. Kadang dia bingung ini dia salah mendidik atau bagaimana sangat susah untuk anak-anak dan suaminya diajak makan keluar, mereka ber-lima hanya mau makan masakan Selena tidak mau yang lain "kalau bukan masakan mama, mending nggak usah makan" "cari tempat makan yang rasa masakannya mirip mama dimana?" tanya Kanzie. "nggak ada" jawab Xavier santai sambil berjalan menuju tempat Aydin dan bayi laki-lakinya tidur. "yaudah nggak usah pah" jawab Kanzie yang diangguki oleh Deva. "papaa KFC paa... pengen Ayam" teriak Aslan dari dalam kamar mandi. "oekk..oeekkk.." tangis Kenzo yang terkejut mendengar teriakan Aslan. "pah pah...bawa sini, keburu Aydin bangun nanti" minta Selena yang langsung di turuti oleh Xavier. "duhh...bontot" ucap Xavier sambil menimang-nimang Kenzo lalu memberikannya kepada Selena. "kok gembul ma?" tanya Kanzie heran, karena yang dia tau bayi ketika keluar itu kurus kecil sedangkan adeknya yang ini malah gembul. "dedeknya normal loh kak, 3,5 kg" jawab Selena. "jangan pegang, tangan kalian kotor" semprot Xavier menarik tangan Kanzie dan Deva yang akan mengelus Kenzo. "udah cuci tangan kita pah di wastafel depan" jawab Deva lalu mengelus rambut hitam Kenzo. "sabar kak, papamu udah lama nggak pegang bayi jadi ya gini" ucap Selena dengan senyumannya lalu mencubit gemas pipi Xavier. "mah mau nambah anak lagi nggak?" tanya Xavier menatap Selena dengan smirk nya. "paahh ada anaknya juga" ucap Kanzie kesal merebahkan tubuhnya di sofa. "udah sana ikut papa beli makan, mumpung kalian belum pada mandi" ucap Selena. "Deva disini aja sama mama" ucap Deva merebahkan tubuhnya di sebelah Selena. "nggak ada enak aja, lo ikut gue sama papa" ucap Kanzie tidak terima. "capek kak" jawab Deva meneyembunyikan wajahnya di belakang Selena. "ya sama, nggak ya Dev lo disini sama mama masa gue keluar panas-panasan" omel Kanzie menarik tangan Deva agar berdiri. "sana ih kak, temenin papa sekalian katanya kemaren kamu pengen pizza" ucap Selena yang diangguki oleh Deva dengan terpaksa. "mama mau makan lagi nggak?" tanya Xavier mengelus rambut Selena. "pengen yang seger-seger pah" jawab Selena "es buah mau?" tanya Xavier yang diangguki oleh Selena dengan senyuman manisnya. "nanti kalo ada apa-apa telfon aja" ucap Xavier yang diangguki oleh Selena. "bye ma" pamit Deva sambil mencium pipi dan dahi Selena "bye sayang" "Ankarian Kenzie Rasendriya" panggil Selena ketika Kanzie sudah berancang-ancang membuka pintu kamar rumah sakit. "yes mam?" jawab Kanzie bingung. "where's my kiss?" tanya Selena "upss..sorry mam" jawab Kanzie langsung berjalan menuju tempat Selena. Pantas saja Deva dan papanya masih berdiri di sebelah Selena. "i love you mama" ucap Kanzie setelah mencium pipi dan dahi Selena. "love you too my boy" jawab Selena mengelus rambut Kanzie dengan tangn kanannya karena tang kirinya dia gunakan untuk memegang Kenzo. "kita pergi dulu sayang" pamit Xavier mencium bibir Selena sekilas lalu pergi meninggalkan kamar Selena dengan dua laki-laki remaja yang memakai seragam SMP. "loh ma...papah, kaka Kanzie sama kak Deva kemana?" tanya Aslan yang baru keluar dari kamar mandi. "baru aja keluar beli makan" jawab Selena dengan senyumannya. "sini, kak Aslan sama mama aja" ucap Selena menepuk tempat di sebelahnya. "mama capek nggak?" tanya Aslan yang duduk di sebelah Selena sambil menoel-noel pipi Kenzo. "enggak, kak Aslan mau gendong dedek?" tanya Selena yang diangguki dengan semangat oleh Aslan. "tolong bantuin mama berdiri dulu" minta Selena yang dituruti oleh Aslan dengan memegang tangan Selena. "bahu mama pegangin aja kak" ucap Selena yang diangguki oleh Aslan. "makasih sayang" ucap Selena setelah berhasil berdiri lalu mengelus rambut Aslan. "liat cara mama gendong dedek nya" minta Selena yang dituruti oleh Aslan. "udah tau?" tanya Selena yang diangguki lagi oleh Aslan. "sekarang kakak yang coba, relax aja jangan tegang" ucap Selena ketika menaruh Kenzo di pelukan Aslan. "mama kok dedek kayak monyet banyak rambutnya, di wajah juga ada sampe leher" tanya Aslan membuat Selena tertawa. Sudah bisa di pastikan ketika besar Kenzo akan menjadi bahan bully an kakak-kakak nya. "itu namanya Lanugo kak, nanti kalo udah gede juga hilang sendiri. Semua bayi kayak gitu" ucap Selena memberitahu. "lanu--- apa mama?" tanya Aslan bingung "lanugo, nak" jawab Selena sabar lalu berjalan menuju arah brankar untuk melihat Aydin yang masih tertidur pulas. Kalau melihat Aydin saat ini mengingatkan dia dengan kejadian enam bulan yang lalu ketika Aydin yang bertengkar dengan temannya karena game konsol yang baru dibelikan oleh Xavier rusak ketika temannya meminjam dan alhasil Aydin yang tidak terima langsung marah, sedangkan temannya yang tidak terima karena dibentak oleh Aydin langsung mendorong Aydin. untung saja waktu itu jam-nya Aslan dan Deva menjemput Aydin untuk diajak ke kantin bersama jadi bisa langsung membantu Aydin. Aydin yang melihat keberadaan kakak-kakak nya langsung menangis memeluk Deva dan mengadukan segalanya, Aslan yang sudah berancang-ancang akan melawan teman Aydin balik di hentikan oleh guru perempuan yang ternyata adalah wali kelas Aydin. Sebenarnya dia biasa saja dengan kejadian itu, tapi yang membuat Selena bangga adalah jawaban Aslan dan Deva ketika wali kelas Aydin menyuruh Aydin berhenti menangis "ibu tolong jangan nyuruh Aydin berhenti nangis, dia nangis karena sedih. Emangnya kenapa kalau adek saya cowok? Cowok juga manusia ibu, mama sama papa nggak pernah nyuruh kita berhenti nangis jadi ibu juga nggak boleh nyuruh adek kita berhenti nangis" jangan ditanya bagaiaman reaksi Xavier ketika mendengar cerita dari Deva dan Aslan, yah father will be father denger anaknya berantem yang ditanya pertama kali "siapa yang menang?" "mamaaa" sapa Aydin ketika membuka matanya. "iya sayang?" tanya Selena mengelus rambut Aydin halus. "peluk" minta Aydin merentangkan tangannya. "mama masih sakit nggak bisa buat gerak, kak Aydin duduk dulu" ucap Selena. "kok ada kak Aslan?" tanya Aydin bingung ketika melihat Aslan yang duduk memangku Kenzo. "iya, baru aja dateng sama kak Kanzie, kak Deva juga" jawab Selena halus. "papa mana mah?" tanya Aydin. "papa keluar nyari makan sama kak Deva, kak Kanzie" jawab Selena yang diangguki oleh Aydin. "adek mau apa? Nanti telfon papa" ucap Selena yang dijawab gelengan oleh Aydin. "nyawanya belum kumpul mama" saut Aslan dari belakang. "Selenaaa" teriak Veronika tiba-tiba tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat Aslan,Aydin dan Selena terkejut. "huwaaa Selenaa...finally setelah nunggu sembilan bulan bayi gue lahirr" ucap Veronika senang memeluk tubuh Selena. "bayi gue bukan bayi lo" koreksi Selena. "bayi lo juga bayi gue" jawab Veronika. "tante Dokter jangan berisik deh, adek Aslan lagi tidur"tegur Aslan dengan wajah sok dewasanya. "eh iya lupa, maafin tante" ucap Veronika melepas pelukan Selena dan berlalu menuju bayi laki-laki yang dipangku Aslan. "duhh bayikuu"sapa Veronika gemas. "tante udah cuci tangan belom? Tangan tante banyak kumannya" ucap Aslan membuat Selena tidak bisa menahan tawanya. "dihh bocil, tante dokter tante berkali- kali kena alkohol jangankan kuman, bakteri aja sampe merosot" ucap Veronika lalu langsung merampas Kenzo yang ada di pelukan Aslan. "jangan gitu Ver, minta Izin dulu boleh apa nggak diambil" tegur Selena. "oh iya lupa, maaf sayang tante terlalu excited" ucap Veronika yang dijawab anggukan oleh Aslan. Bisa mampus dia kalau melawan didikan Selena. "udah biasa kalo sama tante" Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN