Khimar Merah Marun

2626 Kata

"SSH ... HHAH ... PAHNASH ... PAHNASH ...!" Refleks saja mulut Rissa terbuka megap-megap, sementara kelima jari tangannya mengipas-ngipas lidah ketika sensasi panas menguar dari bulatan bakso yang tertahan di rongga mulutnya. Secepat kilat ia menyambar cup es tebunya dan langsung mengguyur lidahnya yang nyaris melepuh itu. Fiuh, lega .... "Makanya kalau makan itu jangan kayak maling dikejar polisi. Masih panas juga main embat aja. Jangan-jangan nggak doa lagi sebelum makan," sindir Kenzie sekaligus mencibir. "Eh, siapa bilang nggak doa? Mana kukira kalau baksonya masih panas." Rissa menoleh sewot antara keki dan malu. Keki, karena Kenzie bukannya ikut prihatin melihat nasib lidahnya yang baru saja mendapat serangan Negara Api. Dan malu, karena Rissa akui tadi berdoanya sekadar wes ewe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN