Sebuah Restu

1720 Kata

Mengingat siapa sosok yang sedang berbicara dengannya saat ini memang tidak ada alasan untuk menolaknya. Apa lagi putra sulungnya sudah mengenal Ibra dengan sangat baik. “Ma … maksudnya, kamu ingin melamar anak Om, gitu?” ucap Danu. Lelaki paruh baya itu ingin menegaskan kembali pendengarannya. Dirinya hanya ingin memastikan apa yang masuk ke dalam telinganya memang benar-benar ucapan yang keluar dari mulut Ibra. “Iya, Om … Saya tidak mau kehilangan dia lagi untuk kedua kalinya. Sudah cukup sekali saya mengalah waktu itu,” ucap Ibra sambil memberikan tatapan tajam tepat ke dalam manik mata pria yang berstatus sebagai ayah dari wanita yang di cintainya. Tampak Danu seketika menelan salivanya sendiri dengan susah payah. Mendadak lidahnya terasa kelu. Dirinya sangat paham denga arti t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN