Bella harus terlihat kuat di hadapan lelaki yang berstatus sebagai suami sah-nya tersebut. Dia tidak ingin terlihat lemah. Dirinya tidak ingin direndahkan kembali oleh siapa pun, tak terkecuali suaminya sendiri. Pengalaman pahit pernikahan pertamanya dulu telah memberikan banyak pelajaran berharga. Tak hanya itu saja, kedekatannya dengan Bara juga telah memberinya pengalaman baru.
“Apa Bella udah melakukan kesalahan fatal? Apa Bella udah melakukan perbuatan yang menyalahi ikatan pernikahan kita? Atau Bella udah berselingkuh? Sampe-sampe Mas harus bentak Bella seperti itu?” tanya Bella bertubi-tubi.
Wanita itu dengan sekuat tenaga agar tidak sampai menitikkan air mata di hadapan suaminya. Dia juga menahan sekuat tenaga agar tubuhnya yang sedang gemetaran tidak sampai terlihat oleh pria yang bergelar suami sah-nya. Bahkan, dia juga memberikan tatapan sendunya tepat di manik mata suaminya.
Mendengar pertanyaan dari istrinya, seketika Ibra pun terdiam. Entah kenapa semua pertanyaan yang keluar dari bibir istrinya seakan menusuk jantungnya. Awalnya emosi lelaki itu sudah ingin meluap ke permukaan. Namun, ketika melihat tatapan sendu istrinya tiba-tiba saja rasa marah yang tadinya menyelimuti hatinya mendadak lenyap entah ke mana. Apa lagi mendengar pertanyaan yang seakan sedang mengulitinya, membuat lidahnya terasa kelu. Bahkan, untuk sekedar menelan saliva-nya, lelaki itu merasa tidak mampu.
“Ma … Maaf, tadi Mas udah lepas kontrol. Tolong maafin Mas ya, Sayang,” ucap Ibra pada akhirnya.
Tiba-tiba ada sebuah rasa penyesalan yang menyeruak dari dalam hatinya. Detik kemudian pria itu meraih tubuh langsing istrinya untuk ia bawa ke dalam dekapannya. Selama dia menikah dengan Bella, wanita itu tidak pernah melakukan kesalahan sekecil apa pun. Bahkan, wanita yang tiga bulan lalu dia nikahi telah berhasil melakukan kewajibannya sebagai seorang istri dengan sangat baik.
Wanita dengan segala kelembutannya itu selalu sabar menghadapi dirinya yang terkadang dalam mood yang tidak baik. Sebenarnya malah dirinya yang telah menyalahi ikatan pernikahan. Dirinya diam-diam sengaja bertemu dengan masa lalunya kembali.
Meskipun tidak terjadi apa-apa di antara keduanya, jika istrinya sampai mengetahuinya pasti hati wanita itu akan terluka. Selama ini dia memang sengaja tidak memberitahu istrinya soal Rara karena tidak ingin membuat hati Bella terluka. Padahal apa yang dilakukan Ibra akan mengorek luka lama sang istri jika wanita itu sampai mengetahuinya sendiri ataupun dari orang lain.
Suaminya yang dengan tiba-tiba membawa tubuhnya ke dalam pelukannya, membuat Bella hanya bisa pasrah. Wanita itu tidak ingin semakin membuat suaminya merasa kesal padanya. Tapi dengan suasana hatinya yang sedang buruk akibat bentakan dari sang suami membuat Bella tidak membalas pelukan itu.
Ini adalah pertengakaran pertama selama sepasang suami istri tersebut hidup berumah tangga. Pernikahan mereka yang masih seumur jagung harusnya masih terbawa dalam suasana pengantin baru. Namun, pada kenyataannya saat ini keduanya berada dalam perdebatan.
Meskipun di dalam benaknya ada rasa tidak terima, Bella hanya bisa diam. Biarlah ini menjadi renungan bagi dia dan suami untuk ke depannya.
Ibra yang merasakan tubuh istrinya sedingin es langsung tampak terkejut. Pria itu kemudian semakin meengeratkan pelukannya, berharap itu dapat memberikan kehangatan untuk sang istri.
“Sayang, tubuh kamu dingin banget, kamu sakit?” tanya Ibra bernada khawatir tanpa melepaskan pelukannya.
Mendengar pertanyaan dari suaminya, seketika Bella menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Bukan karena apa, wanita itu benar-benar merasa lelah. Tenaganya seakan terkuras habis dengan aktivitasnya seharian ini.
Namun, meskipun dirinya merasa lelah dan bahkan matanya terasa berat untuk tetap terjaga, wanita itu tetap diam. Dia tidak berani bilang pada suaminya yang baru saja kembali pada suasana hati yang baik. Akhirnya wanita itu pun tertidur di dalam pelukan suaminya.
Merasa tubuh istrinya terasa semakin lemas, Ibra pun kemudian melihat wajah istrinya yang sedang menyandar di dadanya. Karena tak dapat melihat wajah istrinya dengan jelas, pria itu pun lebih menundukkan kepalanya. Detik kemudian ia pun tampak menyunggingkan senyumannya dan kemudian lelaki itu memberikan kecupan lembut di kening sang istri.
Setelah mencium dahi istrinya dengan lembut, lelaki itu pun langsung menggendong tubuh wanita yang berstatus sebagai istri sahnya dan membawanya ke ranjang. Kemudian dia meletakkannya dengan hati-hati seakan tubuh istrinya itu mudah rapuh.
Tak lupa lelaki itu merapikan rambut Bella yang menutupi sebagian wajah cantiknya. Setelah itu mata elang lelaki itu menatap lekat wajah sang istri. Detik kemudian dia kembali mencium kening dan berlanjut turun ke pipi. Lelaki itu mencium pipi kanan dan kiri milik istrinya secara bergantian. Bahkan, terakhir lelaki itu mengecup lembut bibir yang telah menjadi candunya selama ini.
“Tolong maafin Mas ya, Sayang,” lirih Ibra sambil mengecup kembali kening istrinya beberapa saat.
Tampak pria itu memejamkan matanya berusaha untuk menyalurkan rasa dari hatinya melalui kecupannya. Dalam hati pria itu juga merutuki kebodohannya karena bisa sampai lupa dengan trauma sang istri. Kemudian lelaki itu menyelimuti tubuh istrinya hingga bahu. Tak perlu menunggu waktu lama, Ibra tampak ikut masuk ke dalam selimut yang menutupi tubuh istrinya. Kemudian lelaki itu juga memejamkan matanya sambil memeluk pinggang sang istri.
Waktu terasa bergulir dengan cepat. Matahari juga mulai menampakkan sinarnya. Pagi ini tampak Ibra bangun terlebih dulu. Ketika membuka matanya, pria itu langsung disajikan pemandangan wajah cantik istrinya yang masih terlihat damai dalam tidurnya. Detik kemudian pria pemilik mata tajam setajam mata elang itu pun menyunggingkan kedua sudut bibirnya.
“Selamat pagi, Sayang,” lirih Ibra sambil memberikan kecupan di kening sang istri.
Pria itu sengaja berucap lirih agar tidak sampai membangunkan istrinya. Kemudian perlahan Ibra menyingkap selimut dan dengan hati-hati turun dari ranjang. Dia tidak ingin gerakannya akan membuat istri cantiknya terbangun.
Sebelum pergi ke kamar mandi, pria itu mengecek pesan yang masuk ke ponselnya terlebih dahulu. Dari deretan beberapa nama yang masuk ke ponselnya ada satu nama yang akhir-akhir ini telah menyita waktunya. Namun, Ibra mengabaikan pesan dari Rara. Lelaki itu tidak ingin menambah masalah dalam rumah tangganya. Apa lagi mendengar pertanyaan yang bertubi-tubi dari istrinya semalam semakin membuat hatinya tercubit. Dia merasa seakan Bella sedang menyindirnya.
Sejak mendengar perkataan istrinya semalam disertai tatapan sendunya, dirinya telah memutuskan untuk menjaga jarak pada mantan kekasihnya tersebut. Dia akan menyerahkan langsung pada pengacara yang menangani proses perceraian Rara agar wanita itu langsung berhubungan dengan pria yang mengurus kasusnya.
Selama ini Rara memang selalu menggunakan masalahnya sebagai alasan untuk bertemu dengan Ibra. Sebagai pria yang pernah dekat dengan wanita itu tentu Ibra menerima ajakan Rara untuk bertemu. Biasanya mereka bertemu untuk membahas masalah yang menimpa rumah tangga wanita itu di saat jam makan siang.
Selama bertemu dengan Rara, Ibra tidak pernah sendirian, ada Seno yang selalu menemani dirinya. Pria itu masih cukup waras untuk bersikap menghadapi mantan kekasihnya tersebut. Di samping dia harus menjaga perasaan istrinya, Rara juga masih berstatus sebagai istri orang, karena proses perceraiannya masih berjalan.
Setelah pria itu membersihkan dirinya lantas dia masuk ke dalam ruang wardrobe. Tampak baju kerja telah disiapkan oleh istri cantiknya. Detik kemudian, Ibra dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, dia bergegas keluar untuk melihat istrinya. Hatinya merasa masih belum bisa lega karena semalam belum melihat senyuman yang selalu dia sukai.
Namun, ternyata dirinya tidak mendapati istrinya. Pria itu juga melihat ranjang yang sudah tertata rapi. Lantas ia pun mendengus, sambil kembali masuk ke ruang wardrobe.
“Pasti dia ada di dapur,” sungutnya.
Karena kebiasaan yang selalu dilakukan oleh wanita itu, membuat Ibra bisa langsung menebaknya. Tidak mungkin dirinya langsung menyusul sang istri yang berada di dapur dalam keadaan seperti ini, hanya mengenakan selembar handuk.
Beberapa saat kemudian Bella tampak masuk ke dalam kamar kembali. Wajah wanita cantik itu tampak sudah terlihat segar. Sepertinya dia mandi di kamar mandi lain, mengingat kamar mandi yang ada di dalam kamarnya sedang digunakan oleh suaminya. Sebelum diirinya bersiap di depan meja riasnya, wanita itu langsung mendekati suaminya untuk memasangkan dasi, karena sudah menjadi kebiasaannya sejak dirinya menjadi Nyonya Ibrahim Zulkav
“Kok udah harum?” tanya Ibra dengan tatapan tajam tapi terkesan lembut.
Pria itu juga mendekatkan wajahnya mendekat ke wajah istrinya. Dia sangat menyukai aroma vanila yang menguar dari tubuh sang istri.
“Tadi Bella mandi di kamar mandi sebelah,” jawab wanita itu di sertai senyum tipisnya.
Hati Ibra seketika menghangat melihat senyum istrinya terlihat kembali. Detik kemudian pria itu mengecup lembut bibir lembut sang istri.
“Kenapa nggak nyusul Mas, hhmm …? Kita bisa mandi bareng,” tanya Ibra dengan suara yang sudah terdengar serak.
Hanya mendengar ucapan vulgar dari mulut suaminya seketika membuat wajah wanita itu tampak merona. Suaminya benar-benar selalu bisa membuatnya malu.
“Ish …,” ucap Bella sambil memukul pelan d**a bidang sang suami.
Pria yang berstatus sebagai suami sahnya itu benar-benar membuatnya malu. Bahkan, bukan hanya itu, pipi wanita itu juga terasa panas karena sangking malunya.
Ibra yang melihat istrinya tampak malu-malu, seketika hatinya merasa hangat. Istri cantiknya itu benar-benar bisa membuat dirinya merasa sebagai suami yang berharga. Beruntungnya dia yang bisa meraih hati Bella, wanita yang sejak lama telah mencuri hatinya.