Tak lama setelah kepergian Ibra dan Bella dari café, Bara tampak terlihat melamun. Lelaki pemilik mata teduh itu sepertinya masih berusaha untuk mencerna semua yang baru saja terjadi. Semua ucapan yang keluar dari mulut wanita yang sampai saat ini masih menempati seluruh ruang di hatinya, sebenarnya sulit untuk ia terima. Namun, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain diam dan harus menerimanya. Apakah dirinya bisa dengan lapang hati untuk menerima keputusan Bella? Robi yang melihat sahabatnya duduk terdiam seperti orang linglung hanya bisa merasa kasihan. Lelaki bermata sipit itu juga tidak tahu harus menghibur Bara dengan perkataan seperti apa. Di dalam benaknya sendiri hanya terlintas pemikiran untuk bisa membuat sahabatnya bisa merasa sedikit lebih baik. “Lo yang sabar, ya,” ucap

