Laras sedang menyuapi Ayah makan buah di ruang tamu saat aku pulang. Aku menghampiri beliau lalu mencium punggung tangannya. "Yah, Rani pulang." "Sini Ras, Mbak juga mau menyuapi Ayah." Laras memberikan piring buah kepadaku lalu dia pergi ke dapur. Laras masih bersikap dingin padaku. Aku memandangi wajah Ayah yang mulai tampak kerutan di sekitar mata dan dahinya. Apalagi sepeninggal ibu serta masalah yang menimpa kami, aku tak pernah melihat senyum Ayah. Aku belum bisa menceritakan keadaanku yang sebenarnya kepada beliau. Aku khawatir, kondisinya akan memburuk jadi aku mengarang cerita sambil menyuapi beliau. "Yah, Rani mendapat pekerjaan baru yang gajinya lumayan besar. Mulai besok Rani akan bekerja, mungkin Rani akan sibuk dan kita akan jarang bertemu. Tempat kerja Rani, letaknya

