Tiga hari sudah Kiara dirawat rumah sakit ini. Keadaannya masih sama, atau bisa dibilang semakin memburuk. Langkahku terhenti ketika mataku tak sengaja bertemu dengannya. Lelaki tinggi berjas dokter yang merawat Kiara selama ini. Dia tersenyum dan berjalan pelan kearahku.
"Bisa kita berbicara sebentar?" , tanyanya padaku.
Aku hanya diam dan menanggukkan kepalaku sebagai jawaban. Entah apa yang ada dipikirannya dia membawa ku kedalam kamar rawat Kiara. Dia hanya diam yang pandangannya mengarah dimana Kiara berbaring saat ini.
" Apa yang ingin kau bicarakan?", pertanyaanku seketika memecah keheningan yang tercipta di kamar ini.
"Aku melihatmu malam itu. Ditaman tempat aku bertemu dengan Kiara. Aku sempat berfikir bahwa kau adalah orang biasa yang tak sengaja berada disitu. Tapi ketika kau tetap menunggu Kiara sampai memastikan dia pulang dengan selamat, aku seketika tersadar. Bahwa kau bukan orang biasa", jawabnya tanpa melepas pandangannya pada Kiara.
"Apakah kau orang itu? Orang yang selalu Kiara bicarakan?"
"Apa maksudmu?" , seruku padanya.
"Orang yang selalu diam-diam mengikuti Kiara dari belakang,yang selalu menanyakan kabarnya dari rekan sekantornya,mencari tahu segala sesuatu tentang Kiara. Diam-diam menyembunyikan tentang perasaannya. Dan bersikap biasa layaknya seorang teman dan tak lebih dari seorang rekan kerja."
"Seseorang yang Kiara temui tepat lima tahun yang lalu dengan muka kebingungan ketika pertama kali menginjakkan kaki dikantor tempat kalian bekerja. Dan sejak saat itu Kiara tak pernah berhenti bercerita tentang dirimu. Saat itu juga dia telah memutuskan untuk menjadikan dirimu salah satu orang special dikehidupannya."
"Kau terkejut?" , serunya padaku. Aku hanya terdiam dan berfikir apa maksud dari semua perkataan dokter itu. Apa selama ini Kiara mengetahuinya? Pandanganku mengisaratkan betapa banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan pada dokter itu.
"Sebelumnya,perkenalkan namaku Kevin", dan aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Aku Alex", jawabanku lirih padanya. "Tapi, apa maksudmu menyebutku orang special? aku hanya berteman dengan Kiara tak lebih dari itu"
Tak ada jawaban apapun dari Kevin,dia hanya diam dan pandangannya tak pernah sedetikpun lepas dari Kiara. Langkahnya pelan mendekat kearah ranjang dimana Kiara tertidur pulas. Kedua tangannya berada didalam saku jas dokternya dan hanya helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya. Aku berjalan pelan menghampirinya dan berdiri tepat disamping Kevin.
"Aku bertanya padamu, apa maksud ucapanmu tadi Kevin?" ,tanya ku sekali lagi padanya.
"Ini pertama kalinya ada seseorang yang Kiara anggap special dihidupnya setelah kejadian itu. Setiap malam Kiara akan meneleponku dan bercerita tentang dirimu. Semua tentang dirimu. Jujur aku sedekit terkejut Kiara bercerita tentang seorang lelaki dikehidupannya. Dan aku berfikir Kiara telah menemukan obat terbaiknya, aku kira setelah dia bertemu denganmu Kiara akan berhenti mengonsumsi obat yang selalu aku berikan padanya. Tapi, ternyata aku salah. Kiara belum menemukan obat terbaiknya".
"Aku ingin meminta tolong padamu Alex, bisakah kau mengabulkanya?" , tanyanya padaku.
Aku hanya terdiam setelah mendengarkan permintaan Kevin tadi. Tubuhku mendadak lemas, aku tak bisa berfikir apapun bahkan untuk mencerna semua perkataan Kevin padaku aku tak mampu sama sekali. Seketika aku kehilangan pasokan udara didadaku, kedua bola mataku semakin lama memanas dan akhirnya pertahanannku pun hancur. Air mata ini terjatuh tanpa henti tanpa suara sama sekali. Berkali-kali aku memukul dadaku untuk melampiaskan semua ini,mencoba mencari pasokan udara yang kurasa semakin menepis. Aku tak tahu lagi, apa yang harus kulakukan pada Kiara nanti. Apa yang harus kulakukan ketika mata Kiara membuka kembali? ucapan apa yang pantas untuknya nanti? seharusnya aku tidak membuat permintaan apapun untuknya kemarin.
NEXT....