Buku Diary

342 Kata
diary Langit Semarang tampak cerah dan panas hari ini. Banyak kendaraan yang berlalu-lalang melintasi jalan Pandanaran menuju SimpangLima dan Tugu Muda. Bus trans-semarang, motor ojol , taxi, mobil, angkutan umum, truk, truk container,mobil molen dan juga pesawat Lion air terlihat melintas dilangit Pandanaran siang ini. Yap, lokasi Bandara internasional Ahmad-Yani Semarang tak jauh dari jantung kuliner dikota ini. Cukup membutuhkan waktu setengah jam untuk kesana. Aku berjalan dipinggiran jalan trotoar dari toko roti Holland bakery menyebrangi zebra cross menuju gedung Lawang Sewu. Suasana yang ramai ricuh berisik akan suara klakson kendaraan . Berpapasan dan bersaing dirute jalanan. Apalagi dibangjo tepat tugu muda. Banyak pedagang asongan dan pengemis kecil. Menawarkan Aqua dan Pocari Sweat bagi pengendara yang berhenti tepat lampu merah menyala. Pengemis kecil pula menadahkan gelas bekas teh Rio untuk menarik simpati agar ada yang mau berbagi sedikit rezeki diarea itu. Kaki ku melangkah menuju tempat duduk umum bercat putih dari besi. Mungkin memang sengaja dipersilakan didepan area gedung Lawang Sewu . Untuk para wisatawan yang ingin sejenak melepas penat sambil memandang riuhnya orang sibuk sana kemari menuju tujuan masing masing. Asap kendaraan mengepul dan mengudara di cakrawala Lawang sewu. Dan mengakibatkan polusi bagi populasi makhluk hidup yang bernafas dikota ini. Yang jelas aku bukan sedang menunggu seseorang ataupun berjanjian. Aku sengaja datang sendirian dan menapak tilas sejenak dilingkungan penuh sejarah. Tak sendiri, orang-orang disana bersibuk Selfi ria dan ada beberapa fotografer sedang mengambil gambar dengan kamera Canon ya. Ku keluarkan buku catatan dari dalam tas,buku diary. Buku dengan sejuta huruf . Kubuka halaman ke dua dan kuraba dengan jari-jari #Aku tidak tahu,harus kutemukan dimana?. Harus kucari dimana?. Seseorang seperti kamu yang akan bakal tahu. Kehidupan aku yang pernah kelam, tenggelam dalam karam. Yang mencintai aku dengan ketulusan, kesabaran, dan apa adanya. Mengabariku setiap waktu, dan selalu ada untukku. Menutup buku dan membuka. lembaran baru. Memulai dari awal dengan hanya kita berdua. Terimakasih kasih cinta telah datang menghampiriku. Gandeng lah tanganku dan arungi. Samudra yang luas. Semoga cinta kita direstui oleh Tuhan dan menjadi kisah cinta sejati. Sampai akhir hayat nanti. kata_lutfiya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN