Permintaan Falisha

1135 Kata
Bi Asri tercengang saat mendengar apa yang diucapkan oleh nyonya mudanya itu malam hari ini. Sungguh.. Bi Asri tidak percaya jika nyonya mudanya yang baru saja menikah dengan tuan mudanya menanyakan tentang kamar yang masih kosong di rumah milik keluarga besar tuan mudanya itu malam hari ini. Banyak tanya di dalam benak bi Asri tentang nyonya muda dan tuan mudanya itu. Namun bi Asri tidak memiliki keberanian untuk menanyakan lebih lanjut tentang hal itu kepada nyonya mudanya itu. “Sebelumnya bi Asri mohon maaf jika lancang menanyakan hal ini. Kenapa nyonya muda mencari kamar kosong iya malam hari ini? Bukankah nyonya muda sudah menikah dengan tuan muda dan nyonya muda seharusnya tidak di dalam kamar yang sama dengan tuan muda?” tanya bi Sari yang membernaikan diri untuk bertanya kepada nyonya mudanya itu untuk menghilangkan rasa penasaran yang menyelimuto di dalam dirinya malam hari ini. Diam.. Falisha diam seribu bahasa setelah mendengar apa yang diucapkan oleh bi Asri kepada dirinya saat ini. Falisha tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu rumah tangga di rumah keluarga besar sang suaminya itu. Bi Asri yang dapat sedikit menebak apa yang sedang ada di dalam pikiran nyonya mudanya itu lantas memutuskan untuk kembali berbicara memberikan penjelasan kepada wanita cantik yang masih diam seribu bahasa di hadaoan dirinya saat ini. “Kalau nyonya muda tidak bersedia untuk menjawab apa yang bi Asri tanyakan juga tidak apa-apa. Bi Asri tidak merasa marah kepada nyonya muda. Bi Asri minta maaf karena telah lancang bertanya seperti itu kepada nyonya muda malam hari ini. Mari.. Bi Asri akan mengantarkan nyonya muda ke kamar yang kosong,” ucap bi Asri lagi dengan nada sopan kepada nyonya mudanya itu. Falisha yang masih tampak diam seribu bahasa seketika merasa bersalah kepada bi Asri. Namun Falisha memutuskan untuk sedikit menceritakan beban yang sedang berada di dalam hatinya itu saat ini. “Apa tidak apa-apa jika Falisha bercerita kepada bi Asri? Falisha hanya tidak ingin dianggap sebagai orang yang suka menceritakan masalah pribadi kepada orang lain. Tapi Kiran juga bingung harus menceritakan semua maslaah ini kepada siapa saat ini,” balas Falisha. Bi Asri mengulas senyuman manis ke arah nyonya mudanya itu saat mendengar apa yang diucapkan oleh wanita cantik itu. “Bi Asri tidak masalah jika nyonya muda ingin menceritakan semua masalah yang sedang di hadapi oleh nyonya muda saat ini. Itu tandanya nyonya muda percaya denagn bi Asri. Bi Asri merasa sangat bahagia jika nyonya muda bersedia bercerita dan percaya kepada bibi. Bi Asri janji tidak akan pernah menceritakan hal ini kepada siapapun nanti. Nyonya muda juga bisa menganggap bi Asri sebagai orang tua jika nyonya muda percaya kepada bi Asri.” Entah kenapa ada perasaan bahagia dan lega yang menyelimuti di dalam hati Falisha setelah mendengar ucapan bi Asri kepada dirinya malam hari ini. Sungguh.. Falisha merasa seperti memiliki orang tua saat bi Asri mengucapkan hal itu. Falisha dapat melihat apa yang diucapkan oleh bi Asri itu jujur dna tulus dari dalm hati wanita paruh baya itu karena Falisha menatap manik mata bi Asri dengan lekat dan menemukan kejujuran dna ketulusan yang ada di dalam sana saat ini. Huft.. Falisha menghela nafas berat untuk meyakinkan diri sebelum bercerita tentang masalah yang sedang di hadapi oleh dirinya kepada bi Asri saat ini. “Apa semua ini ada hubungannya dengan tuan muda Oliver?” tanya bi Asri tepat pada sasaran. Falisha menganggukan kepala saat bi Asri menanyakan tentang sang suaminya itu. Falisha menatap dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Bi Asri mengulas senyuman hangat ke arah nyonya mudanya itu. “Bi Asri berharap nyonya muda memiliki kesabaran yang lebih tinggi saat menghadapai tuan muda Oliver. Semua orang telah mengetahui bagaimana sifat dan karakter tuanb muda Oliver sejak kecil. Bi Sari percaya jika nyonya muda pasti akan dapat menghadapi sifat dan sikap tuan muda Oliver dengan tingkat kesabaran yang lebih di dalam diri nyonya muda. Bi Sari tahu jika nyonya mud aini wanita yang baik. Bi Sari merasa bersyukur dan bahagia karena tuan muda Oliver menikah dengan wanita yang baik seperti nyonya muda.” “Bi Sari terlalu berlebihan memuji Falisha. Falisha tidak sesempurna itu bi. Falisha hanya manusia biasa sama seperti bi Asri dan yang lainnya,” balas Falisha sembari mebgulas senyuman manis ke arah bi Asri. “Iya nyonya muda. Apa nyonya muda ingin istirahat saat ini?” sambung bi Sari. “Falisha kan belum menceritakan apa-apa ke bi Asri. Kenapa bi Asri menawarkan kepada Falisha untuk istirahat saat ini?” seru Falisha. Bi Sari menggaruk tengkuk yang tidak gatal lalu meringis menunjukan deretan gigi yang putih ke arah Falisha. “Iya nyonya muda. Bi Asri minta maaf iya nyonya muda. Bi Asri berpikir nyonya muda tidak akan menceritakan masalah yang sedang di hadapi kepada bibi.” “Falisha akan menceritakan apa yang sedang terjadi kepada bi Asri. Tapi apa Falisha bisa minta tolong bi Asri untuk memanggil Falisha dengan nama saja? Tidak usah memanggil Falisha dengan nyonya muda? Falisha itu juga manusia biasa sama seperti bi Asri.” “Tapi nyonya –“ Bi Asri tidak melanjutkan ucapannya karena telah dipotong oleh Falisha. “Tidak ada tapi bi Asri. Falisha akan marah kepada bi Asri jika bi Asri menolak apa yang Falisha minta malam hari ini,” sambung Falisha. “Iya F-Falisha,” seru bi Asri. Falisha mengulas senyuman hangat ke arah bi Asri yang bersedia untuk memenuhi apa yang diminta oleh dirinya malam hari ini. Tak lama kemudia, Falisha menceritakan semua masalah yang sedang dihadapai oleh dirinya sejak awal hingga menikah dengan sang suaminya hari ini. Ya. Tidak mudah bagi Falisha untuk percaya kepada orang lain yang baru dikenal oleh dirinya dan menceritakan semua yang telah terjadi di dalam hidupnya saat ini, Entah mengapa Falisha merasa yakin untuk bercerita kepada bi Asri setealh berpoikir dengan kepala jernih dan meyakinkan diri cukup lama beberapa saat yang lalu. Bi Asri mendengarkan apa yang diceritakan oleh nyonya mudanya itu dengan fokus tanpa berani menyela apa yang sedang diceritakan oleh Falisha kepada dirinya malam hari ini. Sungguh.. Bi Asri merasa tidak percaya jika Falisha harus menerima semua hal yang tidak dilakukan oleh nyonya mudanya itu. Bi Asri memiliki keyakinan jika nyonya mudanya itu wanita yang baik dan tidak mungkin melakukan hal yang tercela seperti itu. Namun bukan hal yang aneh bagi bi Asri tentang sikap dan sifat tuan mudanya itu karena bi Asri telah mengenal tuan mudanya itu sejak lahir ke dunia ini. Bi Asri bahkan ikut merawat tuan mudanya itu sejak bayi. “Kamu yang sabar iya Falisha. Bi Asri percaya kamu pasti akan dapat melewati semua masalah ini dna kamu akan dapat menghadapi sikap dan sifat tuan muda yang tidak baik. Bi Asri akan selalu mendoakan kamu,” ucap bi Asri sembari berusaha untuk menenangkan Falisha dengan sentuhan lembut di telapak tangan Falisha malam hari ini. “Terima kasih iya bi Asri..”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN