Nafsu

1417 Kata
Jalanku menuju dirimu tidaklah mudah. Penuh duri yang tumbuh sebagai penghalang. Yang akan aku injak begitu aku melihatnya. Karena tidak ada yang boleh menghalangi kisah cinta kita. Dimana aku sudah menunggu ribuan tahun. Menjelajah waktu untuk menemukanmu. ***** Godaan undangan dari Hades tidak bisa ia lewatkan. Ke tempat dimana makhluk yang bersuka cita menyambut hasil ciptaannya berada. Persephone menguatkan hati karena akan menyambut hari pertama ia melangkah meninggalkan alam Olympus. Menuju ke dunia manusia di dimensi yang lain "Ayo segera pergi." Tangannya secara tidak terduga menarik tangan Hades. Sesuatu yang dianggap kemajuan oleh sang dewa karena meraih tangannya bearti episode baru bagi dewi kecil ini memutuskan rantai ketakutan dan pengekangan dari sang ibu. "Tunggu dulu." "Hah?" Sebuah tanda tanya muncul begitu tangan yang besar dan kokoh itu menahan nya. Sudah lama Persephone berharap untuk memiliki keberanian meninggalkan ladang ibunya, akan tetapi penahanan yang dilakukan oleh Hades hampir membuat segalanya runtut dalam sekejap. Melihat cahaya akan redup di mata hijau daun Persephone, Hades segera menyadari jika sang dewi sedang salah paham. Wajahnya yang polos tanpa noda sangat mudah terbaca oleh hadis karena memang ia sangat mahir membaca wajah para arwah yang sedang berada dihadapannya. Hades sudah hafal dengan ekspresi wajah mereka dan juga kelicikan yang tersembunyi agar bisa menyelamatkan diri dari hukuman perbuatan mereka selama hidup. Sesuatu yang sangat berbeda ketika ia berhadapan dengan Persephone yang murni. "Kita belum berganti baju seperti manusia." Ucapan Hades melegakan hati Persephone yang sudah diliputi gelisah. Dia takut jika Hades mengurungkan niatnya mengajaknya ke dunia manusia. "Lalu apa yang akan kita pakai?" tanya Persephone. Sebagai seorang dewa, Hades mengubah gaun Persephone dengan gaun panjang yang bawahnya mengembang dengan satu jentikan jari. Sedangkan bagian lengan baju agak berkerut dan di dadanya sedikit terbuka seperti apa yang biasa dikenalan oleh gadis petani. Yang mengkhawatirkan, surai panjang Persephone berwarna merah jambu yang mengalir hingga lutut bukanlah hal biasa yang ditemui manusia. Hades pun menyuruh Persephone duduk untuk mengepang rambutnya. "Nah selesai. Sempurna." Persephone memegang hasil pilinan yang Hades perbuat pada rambutnya. Ia nampak puas. Kembali matanya menyiratkan harapan agar Hades segera membawanya ke tempat yang baru. "Ayo." Kembali Hades menggendong Persephone untuk menuju ke keretanya. Membuat jantung sang dewi enggan berdetak dengan tenang. Namun entah keberanian dari mana yang ia dapatkan sehingga Persephone melingkarkan tangannya pada leher kokoh sang dewa alam bawah. Hades menatap Persephone, merasa tergila - gila dengan wajah cantik yang bersemu. Dia telah ditaklukan tanpa sadar oleh kemurnian yang belum pernah ia lihat bahkan oleh para dewi dan nimfa sekalipun. Berkendara di kereta emas, Hades membiarkan kudanya melaju tanpa ia kendalikam karena tahu jika mereka sudah paham kemana akan pergi. Dia lebih menyibukkan diri dengan Persephone yang duduk dipangkuannya. Mereka saling membelitkan lidah dalam rasa gairah yang mulai dikenal oleh sang dewi. "Bagaimana jika kita mampir ke tempatku terlebih dahulu?" tanya Hades. Dia tidak sabar mencicipi bunga yang akan merayakan hari kedewasaannya beberapa minggu lagi. Hades memiliki rencana untuk mencicipi Persephone lebih dahulu sebelum hari itu tiba. "Ya," ucap Persephone seperti merintih. "Bagus." Persetujuan itu membuka pintu pada Hades untuk benar - benar mendapatkan sang musim semi. Ketika tiba di sebuah gua, perasaan romantis yang menaungi Persephone hilang tak tersisa. Dia melemparkan pandangan liar ke belakang bahu juga di depannya saat menerobos gua. Di sana ia disambut aula yang megah. Matanya juga menangkap jika goa yang terhubung dengan aula dan juga beranda dibangun dari marmer hitam. Sama dengan interior gerbang yang baru saja ia lihat di depannya setelah memasuki aula. "Ayo..." Begitu ia memasuki gerbang berbahan marmer, pintunya segera tertutup dalam bingkai yang kokoh. Dan yang terletak di sudut kiri dan kanan adalah obor yang menyalakan api biru yang hangat. Begitu ia terus melangkah ke depan, Persephone dihadapkan dengan tangga menurun. Tanpa ragu Hades mengajaknya menuruni tangga tadi. Pegangan tangga, terpisah tepat di depannya mengarah ke serangkaian anak tangga yang pendek dan menghadap ke jalan yang membentang, tangga itu diapit di kedua sisi oleh pohon -pohon yang tampak paling tidak biasa. Mereka tinggi dan megah tumbuh pada interval yang selaras sempurna, kulit mereka hitam seperti arang dengan dahan yang lembut melengkung hingga dahan yang ramping memiliki daun dan menghasilkan bunga kuning tua, merah jambu yang berwarna dalam. Kelopak merah, kuning mereka yanh jatuh berserakan di tanah berbatu memberikan ledakan kehidupan yang kaya dalam lanskap yang sebaiknya, sebab di sini semua tampak tanpa warna. Memalingkan wajahnya ke atas, Persephone untuk menatap langit tengah malam. Dia kebingungan karena bertanya - tanya di bawah tanah di tempatnya berada ternyata ada langit. Padahal ia mengira jika akan ada atap. Akan tetapi di mana bulan dan manakah bintang juga awan. Sebab semuanya gelap gulita dan tidak bisa melihat apapun. "Hades, apa kita belum sampai?" "Sebentar lagi Kore. Ayolah. " Persephone bergegas menuruni tangga di mana Hades sedang menantinya di anak tangga yang tidak jauh darinya. Dia seolah akan menuruni tangga ini selamanya dan ia hampir menyerah karena kelelahan. "Lihat kita sudah akan sampai, " ucap Hades. Persephone akhirnya melihat sebuah akhir perjalanannya dari kejauhan. Pada saat ia melihatnya, sebuah gerbang menjulang tinggi ditempa dengan gulungan besi yang kuat dan rumit. Mereka bersinar dengan cahaya biru putih yang lembut dan menakutkan seolah-olah diisi dengan beberapa esensi Magic. Bahkan bertanya-tanya Apakah mereka dibuat dari potongan logam bercahaya. Gerbang ini bahkan lebih mengesankan dari gerbang pertama. Di tengah gerbang besar di ukir lambang yang melambangkan Hades yaitu seperti helm yang ia pakai beberapa saat yang lalu. Kemudian tatapannya disibukkan oleh pemandangan mengesankan yang ditawarkan oleh bagian dalam gerbang. Kunang - kunang menyebar di antara para bebatuan yang dialiri air terjun. Menjadi pemandangan yang sama - sama menakjubkan. Dalam hati Persephone mulai mengeluh karena ternyata kuilnya lebih membosankan dari dunia bawah. Dia sekarang takut tidak ingin kembali ke dunia atas karena akan merasakan kebosanan yang tak berujung hingga Hades tiba. "Kau ingin melihat kuilku lebih dari ini? Aku akan memperlihatkan hal yang sempurna padamu." Kini ia mulai ragu pada hatinya apakah ia benar - benar ingin ke sana ataukah dia kembali karena tidak ingin melanggar perintah ibunya lagi. Tapi tak menunggu lama untuk memutuskannya karena pada saat gerbang yang lain terbuka oleh tangan Hades, Persephone menyaksikan dengan ternganga takjub karena apa yang ia lihat. Berkedip dari pingsannya karena rasa takjub ia menemukan bahwa ruangan itu berisi taman yang bunganya berwarna biru lembut. Sedangkan di tempat lain warnanya merah. Bagaimana mungkin ada taman di dalam ruangan. "Kau tinggal di tempat seindah ini?" "Kaulah yang lebih indah Persephone. Berikanlah anugerah pada mereka dengan menginjakkan kakimu di sana." Persephone tidak bisa menolak permintaannya. Dia menuju ke ruang dimana bunga - bunga memanggilnya dengan penuh syukur. Lalu membelai mereka hingga para bunga menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya. Hades yang tidak tahan melihat keindahan seperti itu mulai meraih Persephone. Menjatuhkannya ke rumput segar yang dikelilingi bunga. Hades mulai menjelajahi leher Persephone dengan bibir dan giginya. "Ngh..." Rintihan pelan dari Persephone membuat Hades hampir gila. Dia tidak sanggup menahan hasratnya lagi hingga memutuskan untuk menarik bagian atas gaun Persephone. Lalu melanjutkan hisapannya pada area yang ia impikan. "Hades? Apa ini..." Tubuh Persephone seolah tidak lagi ia miliki. Mereka bereaksi dengan sentuhan bibir Hades di kulitnya. Yang mana ketika puncak kemerahan dari apel yang ia miliki berada di mulut Hades, Persephone tidak lagi bisa berpikir. "Aku tidak bisa menahannya lagi Kore." Tangan Hades akhirnya mengambil seluruh pakaian yang menutupi tubuh bercahaya yang ia impikan. Melihat secara lengkap hal yang hanya ia fantasikan. Nyatanya tubuh Persephone jauh lebih indah dari yang ia bayangkan. "Aku akan mencicipi ini." Persephone memejamkan matanya, merasakan hal yang membawanya merasakan menikmatan untuk pertama kali. Dia bahkan mencengkeram rambut Hades ketika pria itu masih tidak berhenti menikmati puncaknya yang berwarna pink. Akhirnya ia pun mengeluarkan desahan di antara para bunga yang melepaskan kelopaknya untuk menari - nari di antara dua orang yang memadu kasih. "Hades..." Hades tidak lagi memperdulikan rintihan maupun protes kecil dari Persephone. Dia terlalu gila karena ingin mencicipi taman lembab milik Persephone. Merasakannya di lidahnya dan menari - nari di sana. "Hm..." Persephone tahu jika apa yang ditakutkan oleh ibunya sedang ia rasakan. Tapi dia tidak ingin kehilangan hal menakjubkan ini. Terlebih lidah Hades yang berada di bawah sana memanjakannya dengan cara yang luar biasa. "Hades. Aku---" "Tenanglah. Aku tidak akan melanggar batas. Kau akan tetap virgin di hari kedewasaanmu. Hanya saja aku ingin menandai jika kau adalah milikku." Ucapan dan sentuhan ringan kembali melemahkan Persephone. Dia tidak lagi menolak Hades yang masih menikmati taman lembabnya di bawah sana. Bagaimanapun Kore adalah orang yang jatuh cinta dan tidak bisa menghindari nafsu yang membuai tanpa ampun. Menerbangkannya ke awan dengan lembut. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN