Irama mempesona memenuhi jiwanya.
Riak - riak badai terbentuk menolak pengekangan untuk melepaskan kendali.
Terhanyut dalam larangan berbalut dosa.
Hingga akhirnya memutuskan untuk mengalah pada melodi manis.
Yang diam - diam menghancurkan pertahanan atas kelemahan terburuk.
Hati yang terambil adalah kesalahan tak temaafkan.
Bagi sang penjaga dunia yang terlupakan.
*
*
*
Pershepone tidak percaya akan bertatapan dengan sosok yang memancarkan aura ketetapan hati yang terpancar secara sempurna, sesempurna sosoknya pria yang menatapnya. Dia kehilangan kesadaran akan pria yang memiliki kesempurnaan dalam penampilan. Tatapan Persephone mengikuti hidung lurus dan tinggi yang terpahat di wajah yang memiliki berahang tegas, bibirnya yang tipis turut berkombinasi menbentuk wajah yang menawan terbingkai surai gelap panjang.
Keduanya masih bertatapan dalam keheningan yang menggetarkan saraf tubuhnya. Musik misterius seolah dimainkan dalam udara yang menyelimuti mereka berdua. Menari - nari di udara tipis, yang kemudian mereka berdua sadari jika itu hanyalah gambaran perasaan mereka.
Persephone bisa merasakan jantungnya berdebar - debar secara menyakitkan sekaligus menyenangkan. Pipinya menghangat mendapati pria yang berdiri tegap sekokoh karang menyeringai padanya. Baginya itu seringai yang sangat memabukkan, sebab kata seksi bahkan tidak cukup untuk menggambarkan betapa menggiurkan efeknya.
Hades turun dari keretanya yang apik. Tidak ada yang meragukan seleranya dalam memilih apapun yang ia naiki. Meski ada banyak dewa yang terganggu dengan adanya Cerberus untuk menarik keretanya yang berukir dan berwarna metalik dipadu keemasan --- Hades tidak memperdulikan hal itu karena ukiran cakar dan sayap naga di keretanya yang terbuat dari platinum sangat sesuai dengan Cerberus. Dia bukan orang yang memperdulikan perasaan dewa lain sehingga memiliki masalah dalam kegiatan bersosialisasi.
Sayangnya kali ini dia harus menerima kenyataan dan menyesali ketidakpeduliannya pada pendapat dewa lain. Sebab satu makhluk yang terindah, yang pernah tertangkap matanya berpaling ke arah anjing bawah tanah. Dia terkejut dan bergerak mundur sebagai reaksi alami, tapi kecerobohan yang tak diharapkan mengakibatkan kakinya tersandung bunga yang ia tumbuhkan sendiri. Membuatnya harus kehilangan keseimbangan dan bersiap jatuh ke tanah.
"Oh."
Akan tetapi untuk alasan sederhana, Persephone berakhir ke dad* kokoh berjubah gelap. Sebelum Persephone bisa memproses apa yang ia hadapi, suara sombong membekukan otaknya. Sebab Hades mendekatkan bibirnya ke telinga Persephone, dan dengan mudah mengambil alih keinginan Persephone untuk melepaskan pelukan hangat Hades dari tubuhnya.
"Kore, kau putri Dementer, kan?" Tanya Hades.
Suara yang keluar dari bibir indah pria di depannya mengirimkan getaran yang tidak bisa dijelaskan. Seperti rayuan murni, yang membuat Persephone bertanya - hanya bagaimana bisa pertanyaan sederhana itu terdengar begitu memikat. Adakah trik khusus untuk itu. Persephone bahkan bisa merasakan suara itu masih melayang - layang di dekat telinganya. Ataukan itu hanya keenganan untuk melupakan keindahan suara itu.
'Tidak, dia sama dengan Apolo atau Hermes, aku terlalu berlebihan,' batin Persephone.
Persephone menggigit pipi dalamnya untuk menyadarkan otaknya yang pingsan. Dia mati - matian mendikte dirinya jika Hades sama seperti dewa lain, dan tidak lebih mempesona. Mungkin saja ia menganggap Hades berbeda karena baru kali ini dia berbincang dengan dewa yang bukan temannya.
"Sebelum aku jawab, bisakah aku berdiri?" Tanya Persephone.
Hades baru sadar jika dia enggan melepaskan pelukannya dan menahan posisi tubuh Persephone yang miring. Rupanya keinginan liar Hades mulai bergolak kurang ajar. Menyadari betapa murni, juga polos dewi kecil yang berada dalam pelukannya menjadi daya tarik memabukkan bagi Hades. Melodi indah mulai menjilatinya tepat di hati. Memerangkap seluruh indranya ke satu tujuan pasti. Memilikinya, itulah tujuan yang tidak boleh dibantah oleh siapapun. Bahkan ia akan memaksa Aphrodithe menjaga aliran cintanya, tanpa pernah sekali - kali mencoba mengubah aliran kasih yang tumbuh itu. Hades bukan dewa yang ragu untuk memenjarakan dewi cinta itu ke Tantarus. Jelas dewi yang gemar bersolek itu akan menghindari hal - hal yang buruk untuk kulit dan kecantikannya. Negosiasi akan sepenuhnya berada di tangan Hades jika Aphrodithe diancam hal tersebut.
"Maafkan aku," ucap Hades.
Dia menarik Persephone dan membantunya berdiri tegak. Membuat cekikikan dari peri - peri kayu yang hanya terdengar oleh Persephone. Karena dia adalah satu - satunya dewi yang bisa mendengar suara desah*n bunga yang mekar atau suara peri kayi dan bunga.
Persephone mengambil langkah menjauh dari Hades. Wajahnya berselimut warna merah jambu karena malu. Tingkah sederhana yang membuat jiwa Hades semakin gila.
"Jadi apakah kau adalah Kore?" Tanya Hades.
Persephone kembali menoleh ke makhluk yang memiliki eksistensi memikat secara alami, lalu mengangguk. Dia mendesah lega bisa menjaga jarak dari magnet pesona yang sulit ditepis. Oleh karenanya pertanyaan sederhana dari dewa bak berlian hitam itu, hanya dijawab dengan anggukan.
"Ibumu terkenal keanehannya karena memisahkanmu dari dunia yang bisa kau nikmati. "
Betapapun kesalnya Persephone pada Dementer, dia tidak akan suka orang lain mengkritik dan berbicara buruk tentang ibunya. Jadi Persephone memilih menambah jarak dari Hades.
"Aku tidak mengenalmu. Jadi tolong jangan berbicara hal buruk tentang ibuku," tegas Persephone.
Hades merasakan dewi di depannya yang memasang sikap defensif begitu imut. Sangat menarik minat menburu darinya yang selama ini bosan mengatur dunia bawah.
"Jadi, bisakah aku tahu apa yang membuat Dementer menjauhkanmu dari kami?"
"Dia ingin melindungi perasaanku dari rasa sakit," lirih Persephone.
Dia sendiri tidak yakin jika itu adalah alasan yang tepat untuk menjauhkannya dari para dewa yang lain. Jadi dia mengigit bibirnya yang montok, merah dan mengundang siapapun untuk mencicipinya.
"Alasan konyol, apakah kau ingin menjadi anak kecil selamanya? Rasa sakit hati dan masalah adalah proses untuk pendewasaan diri."
Persephone memang setuju, tapi dia masih ingin mempercayai ibunya dari pada sosok asing yang kebetulan mempesona. Akhirnya Persephone memilih berlari pergi menuju kuilnya di hutan Apricot.
Hades masih memperhatikan dewi mempesona berjubah sutra putih dibingkai bunga berwarna merah dan ungu yang berayun - ayun. Dia tidak ingin melepaskan sedetikpun kenikmatan memandang dewi yang begitu mudah mencuri hatinya.
Persephone....
__________
"Eh?"
Sekali lagi indra pendengaran Ivy menangkap suara menyenangkan yang tidak ia ketahui siapa pemilik suaranya. Meski begitu Ivy sudah tidak lagi memikirkan apakah hal tersebut sebuah delusi atau kenyataan. Sebab ia terlalu sering mendengar nama terngiang di kepalanya sehingga sudah terbiasa dengan suara - suara yang terus memanggilnya 'Persephone'.
"Apa yang kau tunggu Ivy? Bagaimana jika kita menari sekarang?" tawar Angel.
Sementara Ivy mengambil Tequila di meja bar, teman - temannya yang lain sudah muncul dan terlambat sepuluh menit dari jam mereka janjian.
Brian mengucapkan permintaan maafnya yang terlambat karena acara pemotretan lebih lama daripada yang ia perkirakan. Sedangkan Corne masih cemberut karena keterlambatannya disebabkan oleh Brian.
"Sudahlah lupakan... Ayo kita menari di lantai menari, dari tadi Angel sudah ingin memutar pantatnya di lantai itu," ucap Ivy.
"Oh, wow, " ucap ketiga teman Ivy begitu melihat gadis itu berdiri dan melepas jaketnya.
"Aku yakin ibumu akan menggila jika melihat mu berpakaian seperti itu hahaha. " Brian adalah orang pertama yang bereaksi akan apa yang Ivy kenakan.
Pakaian yang Ivy pilih adalah gaun berwarna merah maroon dan berbahan ringan. Atasannya memiliki belahan garis V dan masih terlihat sopan. Meski memamerkan sedikit keseksian dad*nya yang luar biasa tapi tidak terlihat vulgar. Ketika temannya tahu jika pakaian yang dikenakan Ivy malam ini adalah terobosan bagi gadis itu. Sebab jika dia masih tinggal bersama dengan Lilac maka Ivy tidak akan pernah bisa memakai pakaian seperti itu. Lilac memiliki obsesi yang aneh terhadap pakaian tertutup. Dan dia tidak akan membiarkan putrinya mengenakan pakaian yang bahkan hanya memamerkan tangannya saja.
"Bagaimana menurut kalian?" Tanya Ivy. Kebebasannya adalah surga baginya. Sungguh menyenangkan merasakan perasaan itu di usia menginjak dewasa.
"Luar biasa."
"Menakjubkan. Lihatlah di sekelilingmu. Para pria tidak tahan untuk mendekatimu sekarang," Angel melirik pada para pria di ruang VIP yang menatap ke arah mereka. Dia tahu jika pesona temannya sulit ditepis. Terlebih Ivy seperti bunga yang baru dibuka dari bungkusnya. Sangat segar dan menggiurkan kaum hawa yang normal.
"Oh tolong jangan buat aku bersama dengan mereka. Aku hanya ingin menari dan menikmati hal ini bersama kalian, tidak ada tambahan anggota lainnya, okey?" Ucap Ivy.
Corne memutar mata bosan. Ivy terlalu polos untuk ukuran gadis kota. Memorinya tidak bisa menyalahkannya seratus persen karena itu adalah hasil dari pengekangan yang dilakukan sang ibu.
"Baiklah. Pelan - pelan saja."
Ivy akhirnya tersenyum dan mengandeng kedua temannya naik ke lantai dimana ratusan manusia bergerak gila - gilaan. Dia tahu rasanya kehidupan malam di kelab malam.
'Semoga saja ibu tidak tahu aku berkunjung ke tempat ini,' batin Ivy.
Yang ia tidak sadari adalah bayangan yang selalu mengikutinya baik di apartemen maupun di kampus, terus menatapnya dari skywalk. Dia tidak melepaskan pandangannya sedetikpun dari Ivy yang mulai menari bersama teman - temannya. Matanya yang merah memindai mulai dari ujung kaki hingga rambut yang berkibar dan bergerak luwes. Senyum tipis pun tersungging di bibirnya yang belum pernah tersenyum selama ribuan tahun setelah belahan jiwanya pergi. Jadi dia memutuskan untuk ikut bergabung bersama kerumunan makhluk yang mencari kenikmatan di malam hari.
"Aku akan mengingatkanmu kembali pada dansa pertama kita, Kore."
Ivy hanya tidak bereaksi apapun karena yang ia rasakan hanyalah kesenangan yang menyenangkan saat menari. Meski demikian kesenangan itu tidak berlansung lama karena seluruh bulu kuduknya merinding. Dia ingat dengan jelas reaksi tubuhnya jika bayangan itu mulai mendatanginya.
Ivy mengedarkan pandangannya ke seluruh orang yang menari di sekitarnya, yang nyatanya tidak ada hal aneh. Ivy pun mengangkat bahu dan kembali bergerak seperti Angel dan Corne. Malam ini terlalu berharga untuk ia lewatkan dengan sia - sia.
Tbc.