Dementer menelan ludah dan rasa tidak enak langsung memenuhi belakang tenggorokannya. Tentu saja intuisi seorang ibu mengatakan jika ada sesuatu yang salah akan menimpa putrinya. Sebab pasti bukan tanpa alasan Ares mencegatnya saat ini. Lebih tepatnya dia muncul tiba - tiba di saat ia hendak memanen buah. Rasa sesak kembali menghantui Dementer, saraf - saraf penyusun otaknya mulai berdenyut hingga menarik sebuah kenangan yang menyakirkan pada diri Dementer. Hadirnya Ares yang memiliki sifat serupa dengan kekasihnya dulu membawa kenangan buruk hadir. Rasanya menghentak kepala hingga hampir tak tertahankan. Namun ia harus mengesampingkan semuanya terlebih dahulu untuk mnegetahui alasan kedatangan Ares di ladangnya yang terpencil. "Apa maksud kedatanganmu, Ares? Beraninya kalu datang di la

