1. Opening

1377 Kata
Gedung milik ST Entertainment sangat besar dan megah, berada di negara Korea Selatan, dimana segala bentuk hiburannya sangat terkenal bahkan sampai ke mancanegara. Dari dramanya, film, bahkan artis juga aktor, dan yang tak kalah terkenal adalah idol group yang memasuki chart tangga-tangga lagu internasional, bersaing dengan penyanyi bertaraf internasional lainnya. Berdiri dua orang wanita memandangi interior gedung besar tersebut, dialah Aurora dan Aresta, yang datang jauh-jauh dari Indonesia untuk liburan sekaligus melakukan pekerjaannya. Ya, tak sembarang orang bisa masuk ke dalam gedung ST Entertainment ini, mereka adalah dua orang yang beruntung yang disambut oleh karyawan ST Entertainment karena pekerjaan mereka, khususnya pekerjaan Aurora sebagai penulis di perusahaan kepenulisan internasional, cabang Indonesia. Tak sia-sia selama tiga bulan ini Aurora mempelajari bahasa korea meskipun jika untuk membaca hangeul atau huruf Korea dia masih agak sedikit kesulitan, namun untuk bicara dia sudah lumayan lancar, karenanya mereka dengan percaya diri hanya berdua tanpa guide. Terlebih rupanya ada seorang keturunan Indonesia-Korea yang bekerja disana, yang mempertemukan Aurora dengan seorang sutradara. Hae So, yang mempunyai nama Indonesia Shafa itu menghampiri Aurora dan Ariesta yang berada di lobby ST Entertainment. “Ra, Shane akan menemui kamu sebentar lagi,” ucap Shafa dengan bahasa indonesia namun logat korea yang kental membuat Aurora tersenyum. “Serius Shane mau ketemu aku?” tanya Aurora, mengingat Shane adalah aktor yang juga merupakan salah satu anggota idol group tertua di Korea Selatan. “Ya tentu, drama terakhir yang dibintanginya tiga bulan lalu kan sangat terkenal, dia penasaran dengan penulis aslinya,” ucap Shafa. “Aku senang banget saat kamu bilang yang membintangi adalah Shane, dari Sunshine. Seperti mimpi,” ucap Aurora dengan mata berbinar. “Kamu sudah cerita dalam email bahwa kamu sangat menyukai Sunshine kan? kamu pasti senang sekali ya sekarang?” goda Shafa. “Dia sampai nggak bisa tidur dari semalam, karena mau bertemu idolanya,” kekeh Aresta. Aurora tersenyum dengan wajah merona. Hingga dari sudut matanya dia melihat pria tinggi memakai kemeja berwarna gelap, menghampiri dengan sebelah tangan dimasukkan ke saku. Tubuhnya sangat tinggi dan wajahnya sangat tampan. Aurora bahkan menganga ketika pria itu menghampiri mereka dan tersenyum. “Hei, kok dilihatin saja!” cebik Shafa dengan bahasa koreanya. “Hai, jadi kamu penulis Emergency Stairs?” tanya Shane sambil mengulurkan tangannya, Aurora masih menganga hingga Aresta menyenggol bahunya dan Aurora seolah meraih kesadarannya, menjabat tangan Shane dengan tangan gemetar. “Ya betul, terima kasih telah memerankan tokoh utamanya dengan sangat baik dan keren,” ujar Aurora. “Cerita kamu sangat bagus. Saat ini tengah diadakan pembacaan skenario cerita kedua kamu kan?” tanya Shane ramah. “Iya, itu sebabnya kami kesini, mau lihat pembacaan skenario,” jawab Aurora, meski bahasa Korea Selatannya masih agak berantakan, namun tetap bisa dimengerti oleh Shane. “Jadi foto barengnya?” tanya Shafa karena Aurora tampak melupakan hal yang amat sangat penting baginya. “Oiya, tentu, bolehkah Oppa? Ups Sunbaenim,” ucap Aurora, menurutnya panggilan Oppa hanya ditujukan untuk orang yang lebih tua dan sudah akrab dengannya meskipun artinya hampir sama seperti di Indonesia disebut kakak atau abang. “Panggil Oppa tidak apa-apa. Tentu boleh,” ucap Shane. Aurora pun melakukan foto bertiga dengan Shane dan Aresta, lalu mereka foto berdua yang tentunya diambil gambar oleh Shafa yang berperan sebagai tuan rumah. Tangan Shane merangkul Aurora, membuat wanita itu tersenyum kian lebar, rasanya seperti mimpi, sepuluh tahun lebih mengidolakan Sunshine, dan kini dia bisa berfoto bersama salah satu anggota grup idola tersebut. Aurora melihat ke seorang pria yang bersandar di salah satu tiang memperhatikan interaksi mereka. Aurora menoleh ke Shane yang sudah melambaikan tangan ke pria itu. “Oppa, apakah itu Yohan?” tanya Aurora. “Ya, dia Yohan,” jawab Shane, Yohan adalah bias dari Aurora atau anggota yang paling Aurora suka dari grup Sunshine, bahkan Yohan merupakan leader atau pemimpin grup itu, yang membuat grup tersebut tetap solid meski sudah hampir empat belas tahun debut. “Kamu mau foto bersamanya?” tawar Shane yang diangguki oleh Aurora sampai berkali-kali seolah tak mau menghentikan anggukan kepalanya. Shane tertawa dan menekan kepala Aurora pelan. “Aku takut kepala kamu lepas, jika terus seperti itu,” godanya membuat Shafa ikut tertawa, sedangkan Aresta yang tak mengerti bahasa korea hanya tersenyum tak jelas. Shane melambaikan tangan ke arah Yohan untuk memanggilnya, pria yang tingginya sama seperti Shane pun menghampiri mereka. Hidungnya sangat mancung dan senyumnya sangat manis, rambutnya di cat berwarna pirang hampir putih. Jika Shane bertubuh agak sedikit berisi, Yohan justru sedikit lebih kurus darinya. Yohan menyalami Aurora, tangan Aurora terus gemetar membuat Shane tertawa. “Hyung, sepertinya dia sangat menyukai kamu, lihat tangannya tak henti bergetar,” goda Shane. (Hyung adalah panggilan akrab untuk kakak laki-laki yang dipanggil oleh pria juga, jika wanita yang memanggil biasanya dengan panggilan oppa) “Oiya? Kamu penulis Emergency Stairs kan?” tanya Yohan yang diangguki oleh Aurora, bahkan wanita itu merasa susah sekali menarik sudut bibirnya agar tersenyum karena terlalu tegang bertemu sang idola. Shafa pun meminta izin kepada Yohan untuk melakukan foto bersama dengan Aurora, Yohan tentu setuju, awalnya mereka foto berempat dengan Aresta dan Shane, lalu foto berdua saja. Tangan Yohan pun merangkul bahu Aurora memperlihatkan keakraban-nya. Aurora tersenyum agak dipaksa karena terlalu tegang, lalu Shane menggoda Aurora lagi sehingga wanita itu bisa tersenyum lebar, hampir tertawa. Setelah berfoto, Shafa mendapat panggilan telepon, karenanya dia menyerahkan ponsel Aurora kepada Aresta dan pamit pergi terlebih dahulu. Aresta mencoba mengambil foto saat Aurora berbincang dengan Shane dan Yohan, namun sepertinya karena gugup dia pun salah menekan foto menjadi video dan dia mengabaikannya, dan terus merekam moment tersebut. “Oppa apa aku boleh sedikit saja memelukmu?” tanya Aurora dengan wajah merona merah kepada Yohan. “Tentu,” ujar Yohan sambil merentangkan tangannya. Aurora masuk ke dalam dekapan Yohan, tanpa dia kendalikan, dia justru menangis. “Kamu menangis?” tanya Yohan sambil melepas pelukan Aurora setelah hampir sepuluh detik berpelukan. Aurora menyeka sudut matanya, “aku hanya ... terlalu bahagia, seperti mimpi,” ujar Aurora sambil terisak, dia sungguh tak bisa menghentikan laju air matanya, memalukan. “Hei, orang akan berpikir bahwa aku menyakiti kamu,” goda Yohan, meskipun dia tahu banyak sekali fans yang memang menitikkan air mata saat bertemu idolanya. “Maaf, tapi air matanya tidak mau berhenti,” jawab Aurora membuat Shane tertawa keras. Yohan pun menunduk sambil tersenyum, lalu menyeka air mata Aurora dengan tangannya, Aurora mencoba tersenyum meski air itu terus menetes, lalu Yohan kembali memeluk Aurora. “Sini peluk lagi, baiklah ... menangislah hingga reda,” ujar Yohan, Aurora memeluk Yohan dengan erat dan menghirup aroma parfumnya yang menenangkan, setelah agak tenang dia pun mengangkat wajahnya, memperhatikan wajah Yohan dari jarak sangat dekat, terasa kepalanya di belai Shane untuk menenangkannya, lalu Yohan menunduk dan mengecup keningnya. “Jangan menangis lagi, oke,” ujar Yohan membuat Aurora mengangguk dan tersenyum lebar, tak menyangka bahwa kedua artis idola ini sangat baik terhadapnya. “Terima kasih, Oppa,” ujar Aurora, lalu manager mereka datang untuk memanggil mereka karena ada pekerjaan. Shane dan Yohan pun berpamitan pada Aurora dan Aresta. Aurora masih memandang punggung Yohan yang menjauh dengan rasa bahagia yang membuncah, hingga Yohan membalik tubuh dan berlari pelan ke arahnya membuat Aurora mengernyitkan kening bingung. Dia pun membuka akun sosial medianya dan menuju kolom pencarian. “Tolong tulis akun kamu,” ucap Yohan, Aurora menurutinya dengan mengetik nama akun sosial medianya, dan tak menyangka bahwa Yohan mengikuti akunnya. “Kamu, mengikuti akun aku? Apa tidak apa-apa?” tanya Aurora karena dia tahu tak banyak idol yang mengikuti orang biasa sepertinya. “Tidak apa, aku yang paling banyak mengikuti akun lain, dibanding member lainnya,” kekeh Yohan. “Aku harap kita bisa bertemu lagi,” ucap Yohan yang disetujui oleh Aurora dengan rasa bahagia yang luar biasa. Yohan pun kembali berlarian kecil menuju Shane dan manager mereka lalu menoleh lagi untuk melambaikan tangan pada Aurora. Wanita itu memegang pipinya yang memanas, sungguh jika ini adalah mimpi, dia rela tak terbangun lagi karena terlalu bahagia. Bahkan tanpa canggung Yohan mengecup keningnya, hal yang bahkan tak pernah terlintas dan sepertinya hanya dia seorang fans yang mendapat kecupan di kening dari idolanya. Yang akan selalu Aurora kenang sampai kapanpun. Aurora tak tahu bahwa dari sinilah kisahnya dimulai, kisah cinta bersama sang idola yang tak pernah terpikirkan bahwa khayalannya selama ini akan menjadi kenyataan. Sungguh! ***      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN