Malam itu, kamar terasa begitu sunyi. Hannan duduk di sisi ranjang dengan wajah dingin, sementara Lila berdiri tak jauh darinya, menatap penuh harap. Sejak mengetahui kebenarannya tadi siang, Hannan tak mau lagi bicara pada istrinya. Meskipun Lila sudah mencoba memulai obrolan, tapi Hannan tetap cuek. Bahkan ia tak peduli dengan semua yang dilakukan istrinya. Tak seperti sebelumnya, yang selalu menegur dan berdebat dengan Lila. Lila merasa suaminya yang diam begini, benar-benar membosankan. Ia lebih menyukai Hannan yang sebelumnya, yang selalu bertengkar dan marah-marah padanya, terlihat lebih menggemaskan dibandingkan pendiam begini. Benar-benar menyeramkan. Apalagi sorot matanya yang tajam dan dingin, membuat Lila tak berani beradu pandang dengannya. Lila menarik napas panjang, lal

